UTARA TIMES – Ini novel Tere Liye yang menjadi kontroversi hingga trending di Twitter.
Terdapat dua tokoh yang menjadi pembahasan di novel Tere Liye yang menjadi kontroversi.
Cuitan di Twitter mencapai lebih dari 9548 mengenai novel Tere Liye yang menjadi kontroversi baru baru ini.
Novel Tere Liye yang menjadi kontroversi sempat dicap meromantisasi pedofilia dan menormalisasi grooming.
Novel tersebut berjudul ‘Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin’.
Tokoh yang menjadi perbincangan dalam novel tersebut adalah Tania dan Danar.
Peristiwa secara umum yang terjadi di novel ini adalah Danar selalu bersikap baik kepada Tania maupun ke adik laki-laki Tania.
Danar tidak membeda-bedakan perlakukan yang diberikan untuk keduanya.
Walaupun, Tania kagum kepada Danar sejak lama, ibu Tania menganggap Danar seperti anaknya sendiri.
Romantisasi Danar ke Tania maupun Tania ke Danar, dianggap menjijikkan oleh beberapa pembaca. Karena jarak usia antara Tania dan Danar cukup jauh sehingga terkesan merendahkan.
“Ada yang salah dengan otakmu, Dik,” salah satu dialog di novel tersebut.
Baca Juga: Outfit Serba Pink, Jennie Black Pink Tampil Memukau di Hawai
Pembaca lain berpendapat bahwa novel yang ditulis dari sudut pandang Tania ini lebih menunjukkan mengenai pengendalian diri dan pengendalian perasaan yang dilakukan oleh Tania.
Cerita dalam novel diambil dari sisi Tania yang kagum kepada Danar, terkesan semua tindakan yang diterima oleh Tania adalah spesial diberikan dari Danar.
Terdapat sudut pandang yang berbeda dari pengguna akun @afifbadur dalam menanggapi cuitan yang ramai di Twitter.
Baca Juga: Khutbah Jumat Terbaru tentang Anjuran untuk Menjadikan Masjid sebagai Benteng Akidah
“Mungkin Tere Liye tahu kalau ada pedofilia di dunia nyata. Tapi dia harus mengcounter itu, dibuatlah dari sudut pandang Tania. Ada orang yang mungkin seperti Tania, suka sama pria yang lebih tua darinya. Tere Liye mengajarkan bagaimana cara terbaik melepaskan perasaan itu,” Ungkapnya.
Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin yang merupakan novel Tere Liye yang menjadi kontroversi memiliki sudut pandang berbeda-beda di mata para pembaca.***