UTARA TIMES – Saat ini kain tenun Indramayu yang diberi julukan kain tenun gedogan Indramayu terancam punah.
Pasalnya penenun kain tenun Indramayu saat ini sudah tidak ada lagi memiliki penerus yang melanjutkan tradisi menenun.
Saat tulisan ini dibuat pada 28 Maret 2021 jumlah pengrajin yang masih aktif menenun tinggal 2 orang. Usia penenun sudah diatas 60 tahun.
Baca Juga: Weekend Keren! Kode Redeem FF Minggu 28 Maret 2021, Rebut Skin Weapons Langka dari Garena!
Pembuatan kain tenun Indramayu masih menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) yakni masih menggunakan tenaga manusia.
ATBM yang digunakan para penenun menggunakan tenaga manusia, yang mana alat ini dipangku atau digendong. Para penenun akan duduk selonjor dengan memanggku atau menggendong Alat ATBM.
Pembuatan satu kain tenun Indramayu sepanjang 3 meter dengan lebar 50 cm memerlukan pengerjaan kurang lebih 4 jam bahkan lebih.
Fungsi kain tenun Indramayu sering digunakan sebagai selendang. Dulunya selendang kain tenun Indramayu digunakan untuk menggendong bayi atau sebagai alat gendong biasa.
Tapi karena langkanya keberaan kain tenun Indramayu, fungsi kain tenun indramayu mulai begeser. Walaupun masih sama sebagai alat gendong, tapi kain tenun Indramayu hanya digunaakan sebagai alat gendong untuk tradisi ‘ater-ater’.