Inilah yang Terjadi pada Mantan Suami Mommy ASF dalam Kisah Layangan Putus Sebelum Resmi Bercerai!

21 Desember 2021, 07:59 WIB
Inilah yang Terjadi pada Mantan Suami Mommy ASF dalam Kisah Layangan Putus Sebelum Resmi Bercerai! /Foto: Diolah dari google

UTARA TIMES – Inilah yang terjadi pada mantan suami Mommy ASF dalam kisah Layangan Putus sebelu resmi bercerai.

Sebelumnya, Mommy ASF penulis kisah Layangan Putus yang viral di Facebook pada 2019 silam menceritakan biduk rumah tangganya dengan suami sebelum resmi bercerai sebab adanya penghianatan.

Kisah yang ditulis Mommy ASF dalam bentuk cerbung berjudul Layangan Putus ini pun kembali menjadi sorotan publik setelah diadaptasi menjadi serial Layangan Putus WeTV.

Meski alur cerita yang disajikan serial Layangan Putus jauh berbeda dengan versi cerbung karya Mommy ASF, tema yang diangkat pun sama, yakni tentang perselingkuhan yang dilakukan sang suami.

Lalu apa yang terjadi pada mantan suami Mommy ASF sebelum resmi bercerai sebagaimana yang tertulis dalam cerbung Layangan Putus?

Baca Juga: Kisah Mommy ASF Penulis Cerbung Layangan Putus Setelah Resmi Bercerai dengan Mantan Suami pada 2019

Berikut ini penggalan kisah cerbung Layangan Putus Mommy ASF yang sebenarnya sudah dihapus pada 1 November 2021, tetapi masih bisa ditemui di akun Facebook yang mendokumentasikannya.

24 Februari 2018

Hatiku berdebar menjemput suamiku dibandara. Akhirnya, setelah 12 hari pencarian, dia mengabarkan akan pulang. Mas Arif memintaku menunggu dirumah. Tapi rasa khawatirku memuncak sudah. Aku tidak bisa duduk manis menunggunya di rumah. Segera kupacu mobil menuju bandara.

Teringat, 10 hari lalu, aku penuh kebingungan mencarinya, semua kemungkinan berkecamuk di kepalaku. Apakah ia pergi dari rumah tanpa kabar untuk jihad? Apakah ia ke timur tengah?

Karena salah satu ustadz kenalan kami ada yang pernah mengajaknya meliput ke Suriah saat itu. Misinya untuk membuka mata dunia bahwa Suriah butuh pertolongan.

Baca Juga: Inilah 3 Zodiak Paling Beruntung di Tahun 2002

Kutangisi niatnya saat itu. Aku tak rela dia pergi ke timur tengah. Karena itukah, dia saat ini pergi tanpa pamit? Atau apakah dia bermasalah dengan pihak bea cukai dan kemudian ditahan?

Atau dia sedang terancam bahaya? Diculik dan diancam pihak lawan bisnis? Aku tak yakin dengan semua firasat tentang kepergiannya. Yang ada hanya kecemasan yang luar biasa.

Sepuluh hari lalu akhirnya teleponku diangkat olehnya.

“Mbi aku titip anak anak” ujarnya buru buru.

“Kamu mau kemana? Kamu mau kemanaaa?” cecarku.

“Aku di Jakarta!

Baca Juga: 20 Misteri Ramalan Prabu Jayabaya di Tahun 2022, Kiamat Kubro?

“Mas, pergi dulu. Kamu di rumah baik-baik sama anak anak ya. Aku titip anak anak ya, Mbi. I love you.”

bip bip bip… terputus.

Tidur ku tak tenang. Makanku tak nyaman. Duniaku berhenti berputar. Aku terus bertanya kemana? Dimana? Kenapa bisa dia pergi? Apa yang disembunyikan dariku?

Rekan kerjanya kudatangi untuk mencari info, nihil. Kerabat yang berposisi AKBP, kupinta bantuan melacak nomor gawainya, gagal.

Nomor terdeteksi di daerah pelosok jawa tengah. Namun, kerabatku menyatakan bahwa pelacakan satelit belum tentu akurat. Hingga Kucari hacker untuk menemukannya, tapi tetap tak ada hasil.

[Mbi, sehaaat? Kamu harus sehat ya Sayang. Anak anak tadi nonton black panther, rindu kamu banget] isi pesanku.

Mbi adalah panggilan sayang kami. Aku lupa apa yang menyebabkan kami saling memanggil Mbi. Mungkin dari baby kemudian beralih menjadi Mbi.

Baca Juga: Kronologi Selebgram Berinisial TE dan Mucikari JB Ditangkap Polda Jateng karena Terlibat Prostitusi

Hanya muncul centang satu, tak lama centang dua, tapi tak pernah centang itu berubah warna menjadi biru. Pertanda tidak dibaca. Kukirimi mas Arif foto dan voice note suara anak anak. Tak ada respon.

[Mbi, aku ga tau kamu dimana, sedang apa, aku salah apa? Mbii, aku janji akan sering masak, pulang ya, Mbi]

[Aku kebangun kepikiran kamu, dimana kamu, Mas?]

Seperti biasa, pesanku hanya centang saru, beberapa menit kemudian centang dua tapi, tak pernah menjadi biru.

[Mbii, aku ke Jakarta sekarang! Aku tak peduli jika harus hilang disana! Aku akan mencari mu sampai ketemu!] Pesanku.

Kemudian dibalas.

[Jangan sayang, batalkan kepergianmu ke Jakarta. Aku akan pulang besok!]

[Kapan?] balasku singkat.

[Besok malam, Sayang. Tunggu aku ya!]

Kutelepon dia, masih tak diangkat. Lalu kuhujani mas Arif dengan pesan singkat.

[Kirim tiket mu!] kukirim berulang pesan itu hingga dia merespon.

[Citilink 24/2, jam 17.00. Tunggulah di rumah! Isya nanti, aku sudah di rumah, Mbi] jawabnya.

***

Suasana hening di mobil. Dia menyetir dan aku duduk dikursi penumpang menatap jalan, tapi pikiranku entah kemana.

“Mau makan?”

“Kamu darimana?” jawabku

“Ok. Kita bicara di rumah, ya.”

Setiap dia membuka percakapan aku terus menjawabnya dengan kalimat yang sama.

“kamu darimana?”

Dia ganteng sekali, rapi, bersih dan wangi. Suamiku memang cenderung metroseksual, dia sangat peduli akan penampilan. Tapi, bukan itu yang menbuatku jatuh cinta. Bukan fisik bukan pula harta.

Teringat saat pertama kami merintis usaha ini, aku membantunya berjualan kartu perdana seluler kepada para bule di kuta, sambil kuliah. Menjajakan pulsa dan menyewakan handphone kepada para turis. Mas Arif yang mengajari aku untuk tangguh, mengenalkan arti kerja keras.

Romantisme muncul saat uang kami tersisa sepuluh ribu. Mas Arif membeli dua bungkus nasi jinggo, masing masing seharga empat ribu. saat dimakan ternyata sudah basi.

Mas Arif tampak kecewa tidak bisa memberiku makanan yang layak. Sisa uang dua ribu, dibelikan gorengan untukku. Itulah, satu satunya makanan yang masuk keperutku. Aku terenyuh sekali.

Romantis!

***Mobil kami memasuki rumah. Anak anak menyambut dan memeluknya. Mereka rindu sekali. Selesai bermain, Arif bergegas mandi. Dan aku menidurkan anak anak. Setelah mereka terlelap aku duduk diruang tv menanti jawaban dari berbagai pertanyaan belasan hari belakangan ini.

***

Baca Juga: 15 Twibbon HUT Polhut ke 55 Terbaru, Yuk Rayakan Hari Jadi Polisi Kehutanan pada 21 Desember 2021

27 Februari 2019

Tanganku lancang membuka handphone Arif. Setelah pengakuannya yang lalu, aku masih belum berdamai dengan diriku. Perasaan hancurku membuat enggan membahas atau bertanya lebih jauh.

Aku memilih mencari tahu dengan tanganku sendiri. Pun Arif, terkadang sosok yang dingin. Tidak sedikitpun dia berusaha mengajakku bicara, meminta maaf atau menenangkanku.

Ponselnya disembunyikan di atas rak buku. Tak sadar air mataku mengalir. Kutemui ratusan foto mereka. Hatiku tersayat … ngilu. Aku dalam kecemasan yang amat sangat saat ia menghilang selama 12 hari.

Tapi mas Arif tidak hilang. Dia hanya honeymoon di Cappadocia. Kota impianku.

Aku memang sudah pernah pergi ke Turki saat menunaikan ibadah umroh, bersamanya. Tapi, kali itu kami tidak menyentuh Cappadocia.

Betapa remuknya hatiku melihat dia sudah pergi kesana lebih dulu dengan istrinya yang baru. Istri muda yang baru 12 hari dinikahinya.

Aku tak kenal perempuan itu. Aku tak pernah bertemu perempuan itu. Yang kutahu dari suamiku, wanita itu cantik dan muda.

Aku marah dan murka. Aku merasa dikhianati. Maaf dari Mas Arif tak cukup membuatku tenang.

Ya Rabb… Ampuni aku.

Baca Juga: Update Info Jadwal dan Lokasi Vaksin Kabupaten Bogor 21-30 Desember 2021, Tersedia Jenis Sinovac dan Pfizer

Begitulah yang terjadi pada mantan suami Mommy ASF dalam kisah Layangan Putus sebelum resmi bercerai. Yakni pergi tanpa kabar selama 12 hari dengan seorang perempuan muda yang dinikahinya secara diam-diam tanpa sepengetahuan sang istri. ***

 

Editor: Rosma Nur Riana

Sumber: Facebook

Tags

Terkini

Terpopuler