Kisah Asli Layangan Putus Mommy ASF Sebelum Dikembangkan Jadi Novel Berakhir Seperti Ini!

11 Januari 2022, 20:00 WIB
Kisah Asli Layangan Putus Mommy ASF Sebelum Dikembangkan Jadi Novel Berakhir Seperti Ini! /Foto: IG @layanganputus.md

UTARA TIMES – Simak akhir kisah asli Layangan Putus Mommy ASF sebelum dikembangkan menjadi novel.

Pada dasarnya, kisah asli Layangan Putus karya Mommy ASF sempat viral di media sosial pada 2019, kemudian dikembangkan menjadi novel yang rilis pada 2020.

Pasalnya kisah asli Layangan Putus karya Mommy ASF di Facebook merupakan kisah nyata, berbeda dengan versi novel yang sudah melalui beberapa perubahan dan perbaikan.

Kini, kisah berjudul Layangan Putus karya Mommy ASF diadaptasi menjadi serial yang tayang perdana pada 26 November 2021 di WeTV Original.

Baca Juga: Bingung Nonton Layangan Putus Full Episode Dimana? Berikut ini Link Nontonnya, Lengkap dengan Jadwal Tayang

Meski demikian, jalan cerita serial Layangan Putus yang diproduksi MD Entertainment ini berbeda dengan tulisan Mommy ASF.

Lalu kisah asli Layangan Putus karya Mommy ASF sebelum dikembangkan menjadi novel dan diadaptasi menjadi serial berakhir seperti apa? Inilah cuplikan cerbung Layangan Putus Mommy ASF yang viral di Facebook pada 2019 silam.

24 Februari 2018

Hatiku berdebar menjemput suamiku dibandara. Akhirnya, setelah 12 hari pencarian, dia mengabarkan akan pulang.

Baca Juga: Bukan LK21, Berikut ini Link Nonton Gratis Full Episode Layangan Putus, Tinggal Klik

Mas Arif memintaku menunggu dirumah. Tapi rasa khawatirku memuncak sudah. Aku tidak bisa duduk manis menunggunya di rumah. Segera kupacu mobil menuju bandara.

Teringat, 10 hari lalu, aku penuh kebingungan mencarinya, semua kemungkinan berkecamuk di kepalaku. Apakah ia pergi dari rumah tanpa kabar untuk jihad? Apakah ia ke timur tengah?

Karena salah satu ustadz kenalan kami ada yang pernah mengajaknya meliput ke Suriah saat itu. Misinya untuk membuka mata dunia bahwa Suriah butuh pertolongan.

Kutangisi niatnya saat itu. Aku tak rela dia pergi ke timur tengah. Karena itukah, dia saat ini pergi tanpa pamit? Atau apakah dia bermasalah dengan pihak bea cukai dan kemudian ditahan?

Baca Juga: Bukan LK21, Berikut ini Link Nonton Gratis Full Episode Layangan Putus, Tinggal Klik

Atau dia sedang terancam bahaya? Diculik dan diancam pihak lawan bisnis? Aku tak yakin dengan semua firasat tentang kepergiannya. Yang ada hanya kecemasan yang luar biasa.

Sepuluh hari lalu akhirnya teleponku diangkat olehnya.

“Mbi aku titip anak anak” ujarnya buru buru.

“Kamu mau kemana? Kamu mau kemanaaa?” cecarku.

“Aku di Jakarta!

“Mas, pergi dulu. Kamu di rumah baik-baik sama anak anak ya. Aku titip anak anak ya, Mbi. I love you.”

bip bip bip… terputus.

Tidur ku tak tenang. Makanku tak nyaman. Duniaku berhenti berputar. Aku terus bertanya kemana? Dimana? Kenapa bisa dia pergi? Apa yang disembunyikan dariku?

Baca Juga: Berikut ini Jadwal Tayang Episode Terakhir Layangan Putus, Cerita Terakhir Pernikahan Kinan dan Aris

Rekan kerjanya kudatangi untuk mencari info, nihil. Kerabat yang berposisi AKBP, kupinta bantuan melacak nomor gawainya, gagal.

Nomor terdeteksi di daerah pelosok jawa tengah. Namun, kerabatku menyatakan bahwa pelacakan satelit belum tentu akurat. Hingga Kucari hacker untuk menemukannya, tapi tetap tak ada hasil.

[Mbi, sehaaat? Kamu harus sehat ya Sayang. Anak anak tadi nonton black panther, rindu kamu banget] isi pesanku.

Mbi adalah panggilan sayang kami. Aku lupa apa yang menyebabkan kami saling memanggil Mbi. Mungkin dari baby kemudian beralih menjadi Mbi.

Hanya muncul centang satu, tak lama centang dua, tapi tak pernah centang itu berubah warna menjadi biru. Pertanda tidak dibaca. Kukirimi mas Arif foto dan voice note suara anak anak. Tak ada respon.

[Mbi, aku ga tau kamu dimana, sedang apa, aku salah apa? Mbii, aku janji akan sering masak, pulang ya, Mbi]

Baca Juga: Mommy ASF Penulis Layangan Putus Ucapkan Terima Kasih ke Ricky Zainal karena Hal Ini

[Aku kebangun kepikiran kamu, dimana kamu, Mas?]

Seperti biasa, pesanku hanya centang saru, beberapa menit kemudian centang dua tapi, tak pernah menjadi biru.

[Mbii, aku ke Jakarta sekarang! Aku tak peduli jika harus hilang disana! Aku akan mencari mu sampai ketemu!] Pesanku.

Kemudian dibalas.

[Jangan sayang, batalkan kepergianmu ke Jakarta. Aku akan pulang besok!]

[Kapan?] balasku singkat.

[Besok malam, Sayang. Tunggu aku ya!]

Kutelepon dia, masih tak diangkat. Lalu kuhujani mas Arif dengan pesan singkat.

[Kirim tiket mu!] kukirim berulang pesan itu hingga dia merespon.

[Citilink 24/2, jam 17.00. Tunggulah di rumah! Isya nanti, aku sudah di rumah, Mbi] jawabnya.

Baca Juga: Pernah Ditawar China Lebih Mahal, Shin Tae Yong Lebih Tertarik Latih Timnas Indonesia

***

Suasana hening di mobil. Dia menyetir dan aku duduk dikursi penumpang menatap jalan, tapi pikiranku entah kemana.

“Mau makan?”

“Kamu darimana?” jawabku

“Ok. Kita bicara di rumah, ya.”

Setiap dia membuka percakapan aku terus menjawabnya dengan kalimat yang sama.

“kamu darimana?”

Dia ganteng sekali, rapi, bersih dan wangi. Suamiku memang cenderung metroseksual, dia sangat peduli akan penampilan. Tapi, bukan itu yang menbuatku jatuh cinta. Bukan fisik bukan pula harta.

Teringat saat pertama kami merintis usaha ini, aku membantunya berjualan kartu perdana seluler kepada para bule di kuta, sambil kuliah. Menjajakan pulsa dan menyewakan handphone kepada para turis. Mas Arif yang mengajari aku untuk tangguh, mengenalkan arti kerja keras.

Romantisme muncul saat uang kami tersisa sepuluh ribu. Mas Arif membeli dua bungkus nasi jinggo, masing masing seharga empat ribu. saat dimakan ternyata sudah basi.

Mas Arif tampak kecewa tidak bisa memberiku makanan yang layak. Sisa uang dua ribu, dibelikan gorengan untukku. Itulah, satu satunya makanan yang masuk keperutku. Aku terenyuh sekali.

Romantis!

Baca Juga: Penasaran Ending Layangan Putus? Ternyata Begini Bocoran Episode Terakhir yang Diprediksi Happy Ending

Mobil kami memasuki rumah. Anak anak menyambut dan memeluknya. Mereka rindu sekali. Selesai bermain, Arif bergegas mandi. Dan aku menidurkan anak anak. Setelah mereka terlelap aku duduk diruang tv menanti jawaban dari berbagai pertanyaan belasan hari belakangan ini.

***

27 Februari 2019

Tanganku lancang membuka handphone Arif. Setelah pengakuannya yang lalu, aku masih belum berdamai dengan diriku. Perasaan hancurku membuat enggan membahas atau bertanya lebih jauh.

Aku memilih mencari tahu dengan tanganku sendiri. Pun Arif, terkadang sosok yang dingin. Tidak sedikitpun dia berusaha mengajakku bicara, meminta maaf atau menenangkanku.

Ponselnya disembunyikan di atas rak buku. Tak sadar air mataku mengalir. Kutemui ratusan foto mereka. Hatiku tersayat … ngilu. Aku dalam kecemasan yang amat sangat saat ia menghilang selama 12 hari.

Tapi mas Arif tidak hilang. Dia hanya honeymoon di Cappadocia. Kota impianku.

Aku memang sudah pernah pergi ke Turki saat menunaikan ibadah umroh, bersamanya. Tapi, kali itu kami tidak menyentuh Cappadocia.

Betapa remuknya hatiku melihat dia sudah pergi kesana lebih dulu dengan istrinya yang baru. Istri muda yang baru 12 hari dinikahinya.

Aku tak kenal perempuan itu. Aku tak pernah bertemu perempuan itu. Yang kutahu dari suamiku, wanita itu cantik dan muda.

Aku marah dan murka. Aku merasa dikhianati. Maaf dari Mas Arif tak cukup membuatku tenang.

Ya Rabb… Ampuni aku.

***

Baca Juga: Mendekati Episode Terakhir Layangan Putus, Akhir Cerita Layangan Putus Berbeda dari Kisah Asli Mommy ASF?

19 September 2019

Selesai mandi, aku segera berpakaian. Ini mandi ke 5 ku hari ini. Entah karena gerah atau karena kebutuhanku saat ini. Menyenangkan sekali berada dibawah kucuran air. Airmataku bias dengan jatuhnya air yang menyentuh wajah.

Seperti di pijat, kutengadahkan wajahku menghadap shower. Mata, pipi, dan dahi terkena pancuran air terasa yaman sekali.

Aku sudah segar, rapi dan wangi. Melangkah menuju kamar tidur, kulihat jam dinding sudah menunjukan angka sebelas malam. Anak anak tersusun rapi terpejam dikasur.

Bukan saatnya tumbang, aku bukan layangan putus yang tak tentu arah. PR ku masih banyak, keempat anak ini punya masa depan yang indah. Aku percayakan semua pada penopangku Alloh sang Maha Baik.

Baca Juga: Adegan Layangan Putus Cappadocia Its My Dream Not Her Salah Grammar, Begini Pengakuan Putri Marino!

Jauh dilubuk hati, doaku untuk mantan suami. Aku tidak mampu lagi menunaikan kewajiban sebagai seorang isteri untuknya.

Dia resmi bukan milikku sekarang, kulepaskan segala memori perjuangan cinta kami yang dulu.

Aku sudah tidak terikat sebagai istrinya. Semoga ia diberi kesehatan, kelancaran dalam segala urusan. Bukan saatnya memaki. Sampai kapan pun, Aku tak boleh bermusuhan.

Dia adalah ayah anak anakku. Kuselipkan namanya dalam doa doaku.

Seperti itulah akhir kisah asli Layangan Putus Mommy ASF sebelum dikembangkan menjadi novel utuh yang rilis pada 2020 dan diadaptasi menjadi serial WeTV pada 2021. ***

 

Editor: Nurmaya

Sumber: Facebook

Tags

Terkini

Terpopuler