Astaga! Ternyata Ibunya Widya Sudah Punya Firasat Buruk saat Mendengar Anaknya Ingin KKN di Desa Penari

20 Mei 2022, 17:50 WIB
Ternyata ini Firasat Ibunya Widya saat Mendengar Anaknya Ingin KKN di Desa Penari /Instagram @adindathomas/Tangkapan layar

UTARA TIMES - Simak uraian cerita KKN di Desa Penari berikut ini khususnya mengenai firasat ibunya Widya saat mendengar anaknya ingin KKN di Desa Penari.

Sebetulnya ibunya Widya tak disebutkan secara gamblang bahwa tempat KKN anaknya adalah di Desa Penari.

Di dalam kisah, Widya hanya menyebut bahwa dirinya akan berangkat kegiatan KKN di Kota B. Ibunya memiliki firasat yang tidak enak dan sempat mencegah Widya agar memilih tempat lain atau menunda keberangkatannya.

Simak informasi lengkapnya berikut ini sebagaimana yang tercantum dalam cerita KKN di Desa Penari versi Widya.

Baca Juga: Mengerikan! Begini Kronologi Penyebab Bima dan Ayu Dikepung Dedemit Se-Alas Dalam Cerita KKN di Desa Penari

Widya Berpamitan kepada Orangtuanya

jauh hari sebelum malam pembekalan, Widya berpamitan kepada orangtuanya tentang progress KKN yang wajib ia tempuh, ketika orangtua Widya bertanya kemana Projek KKN mereka, terlihat wajah tidak suka dari raut ibunya. "gak onok nggon liyo, lapo kudu gok Kota B,"

(apa gak ada tempat lain, kenapa harus kota B) wajah ibunya menegang. "nggok kunu nggone Alas tok, ra umum di nggoni gawe menungso" (disana tempatnya bukanya hutan semua, tidak bagus ditinggali oleh manusia) namun setelah Widya menjelaskan, bahwa sebelumnya sudah dilakukan observasi, kemudian wajah ibunya melunak.

"Perasaane ibuk gak enak, opo gak isok diundur setahun maneh" (perasaan ibu gak enak, apa tidak bisa diundur satu tahun lagi) Widya enggan melakukanya, maka, meski berat, kedua orangtuanya pun terpaksa menyetujuinya.

hari pembekalan sebelum keberangkatan. Widya, Ayu, Bima dan Nur, matanya melihat ke sekeliling, khawatir, 2 orang yang seharusnya ikut pembekalan belum juga terlihat batang hidungnya, sampai, menjelang siang, 2 orang muncul, menyapa dan memperkenalkan dirinya di depan mereka.

Wahyu dan Anton. setelah basa basi, bertanya seputar rencana KKN dari A sampai Z selesai, mereka akhirnya berangkat. "Numpak opo dik kene??" (naik apa kita nanti?) kata Wahyu. "Elf mas" jawab Nur. "sampe deso'ne numpak Elf dik?" (sampai desanya naik mobil Elf dik?)

"mboten mas. berhenti di jalur Alas D engken enten sing jemput" (tidak mas, nanti berhenti di jalur hutan D, nanti ada yang jemput) sahut Nur. mendengar itu, Widya bertanya ke Ayu. "Yu, Deso'ne ra isok di liwati Mobil ta?" (Yu, apa desanya gak bisa dimasuki mobil"

Baca Juga: Rowo Bayu Banyuwangi Desa Asli KKN di Desa Penari, Berikut Penuturan Kepala Desa

Ayu hanya menggelengkan kepala. "ra isok, tapi cedek kok tekan dalan gede, 45 menit palingan" (gak bisa, tapi dekat kok dari jalan besar, 45 menit kemungkinan) disinilah. cerita ini dimulai.

sesuai apa yang Nur katakan. Mobil berhenti di jalur masuk hutan D, menempuh perjalanan 4 sampai 5 jam dari kota S, tanpa terasa hari sudah mulai petang, di tambah area dekat dengan hutan, membuat pandangan mata terbatas, belum sampai disana, gerimis mulai turun. lengkap sudah.

setelah menunggu hampir setengah jam, terlihat dari jauh, cahaya mendekat, Nur dan Ayu langsung mengatakan bahwa mereka yang akan mengantar. rupanya, yang mengantar adalah 6 lelaki paruh baya, dengan motor butut. "cuk. sepedaan tah" kata Wahyu, spontan, saat itu ada yang aneh

entah disengaja atau tidak, ucapan yang dianggap biasa di kota S, di tanggapi lain oleh lelaki-lelaki itu, wajahnya tampak tidak suka, dan sinis tajam melihat wahyu. hanya saja, yang memperhatikan semua sedetail itu, hanya Widya seorang. apapun itu, semoga bukan hal yang buruk.

ditengah gerimis, jalanan berlumpur, pohon di samping kanan kiri, mereka tempuh dengan suara motor yang seperti sudah mau ngadat saja, ditambah medan tanah naik turun, membuat Widya berpikir kembali sudah hampir satu jam lebih, tapi motor masih berjalan lebih jauh ke dalam hutan.

Baca Juga: Pesan Nur Asli dalam KKN di Desa Penari versi Nyata yang Membuat Merinding, Apa Isi Pesannya?

khawatir bahwa yang dimaksud Ayu, setengah jam lewat 15 menit adalah setengah hari, Widya mulai berharap semua ini cepat selesai. di tengah perjalanan, tidak satupun dari pengendara motor itu yang mengajaknya bicara, aneh. apa semua warga disana pendiam semua.

Malam semakin gelap, dan hutan semakin sunyi sepi, namun, kata orang, dimana sunyi dan sepi di temui, di sana, rahasia di jaga rapat-rapat. kini, rasa menyesal sempat terpikir di pikiran Widya, apakah ia siap, menghabiskan 6 minggu ke depan, di sebuah Desa, jauh di dalam hutan.

ketika suara motor memecah suara rintik gerimis, dari jauh, sayup-sayup, terdengar sebuah suara. suara familiar, dengan tabuhan kendang dan gong, di ikuti suara kenong, kompyang, membaur menjadi alunan suara gamelan. apa ada yang sedang mengadakan hajatan di dekat sini.

dan ketika sayup-sayup suara itu perlahan menghilang, terlihat gapura kayu, menyambut mereka. sampailah mereka di Desa W****, tempat mereka akan mengabdikan diri selama 6 minggu ke depan.

Demikian informasi mengenai uraian cerita KKN di Desa Penari berikut ini khususnya mengenai firasat ibunya Widya saat mendengar anaknya ingin KKN di Desa Penari.***

Editor: Abdul Hamid

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler