Ngeri! Hanya Nur yang Merasakan ini di Malam Pertama KKN di Desa Penari, Begini Kejadian Lengkapnya

23 Mei 2022, 17:10 WIB
Informasi tentang cerita KKN di Desa Penari lengkap khususnya mengenai Hanya Nur yang Merasakan Kejadian Aneh ini di Malam Pertama KKN. //instagram/@kknmovie

UTARA TIMES - Nur adalah salah seorang tokoh penting dalam cerita asli KKN di Desa Penari. Sebagai tokoh penting, Nur mengalami berbagai hal yang mengerikan mulai dari saat survei, keberangkatan, di malam pertama KKN, hingga sampai akhir cerita.

Ternyata pada malam pertama KKN di Desa Penari hanya Nur yang mengalami momen menegangkan berikut. Kenapa? Karena ia disebut-sebut memiliki khodam yang selalu menjaganya hingga saat melakukan KKN di Desa Penari.

Kejadian tersebut terjadi saat rombongan peserta KKN sudah melakukan observasi lingkungan desa bersama Pak Prabu. Di malam harinya, mereka menginap di posko. Tak ada yang mengalami hal ganjil kecuali Nur.

Kejadian mengerikan apa yang hanya dialami Nur tersebut, saat rombongan KKN lain bisa tidur dengan nyenyak? Berikut uraian lengkapnya berdasarkan cerita asli KKN di Desa Penari dari SimpleMan.

Baca Juga: Terbongkar! Ini Pantangan yang Dilanggar Bima dan Ayu Asli Meninggal di Cerita Nyata KKN di Desa Penari

Nur langsung pergi ke kamar, beristirahat, meski pikiranya masih menerawang jauh, ia tidak tahu harus melakukan apa selain menyimpannya sendiri. berharap mendapatkan ketenangan dalam tidurnya, Nur malah mendapat mimpi, tak terlupakan, seperti sebuah pesan untuknya.

di mimpi itu, Nur melihat sebuah tempat, banyak pepohonan yang tumbuh, salah satu yang tidak akan pernah Nur lupakan adalah pohon Jati kroyo atau lebih dikenal dengan nama jati belanda yang tumbuh di sepanjang mata memandang, bukan hanya itu, ada rimbun tumbuh tanaman beluntas.

aroma dedaunan beluntas yang wangu, membuat Nur mengingat kembali saat ia masih tinggal di pesantren. Namun, Nur sadar bahwa ia saat ini berdiri di tengah hutan belantara, sendirian, dengan kegelapan malam yang menyiutkan nyalinya. Nur, mulai berjalan, menyusuri tanah lapang.

sejauh mata memandang, Nur hanya melihat pepohonan yang besar diselimuti kabut keputihan, tepat ketika Nur tengah berjalan, ia mendengar riuh sorai dari kejauhan, dari suara itu, terdengar ramai orang, entah ada apa, sehingga keramaian itu, membuat Nur penasaran.

Ia pun mendekati. semakin mendekati sumber suara, Nur merasa janggal, entah apakah dari balik pepohonan atau semak belukar, ada yang tengah mengasinya, Nur hanya mengucap kalimat yang bisa menguatkan batinnya, bahwa ia, disini, bukan berniat mengganggu.

Baca Juga: Sinopsis Sewu Dino Lengkap, Kisah Nyata Lebih Seram dari KKN di Desa Penari Disertai Juga Link Download PDF

"mbah, ngapunten, cucu'ne numpang lewat, mboten gada niat nganggu. ngapunten nggih mbah" (mbah, mohon maaf, cucu'mu hanya ingin lewat, tidak ada keinginan mengganggu, mohon maaf ya mbah) kalimat itu, terus Nur, ucapkan. dan, sampailah, ia, di keramaian itu.

banyak sekali orang, mulai dari yang tua, hingga yang muda, dari anak-anak sampai remaja, mereka semua berkumpul menjadi satu, didepan sebuah sanggar besar, ada alunan musik gamelan, yang mengalun merdu, tepat, ditengah sanggar, ada sosok penari yang sangat cantik.

Nur, tidak pernah tahu, ada tempat seperti ini di desa ini, sebelumnya, ia memang tidak mengikuti pak Prabu saat mengajak semua rombongan temanya berkeliling kampung, maka, saat itu, Nur hanya berpikir, di tempat inilah, warga kampung mengadakan hajatan.

Nur masih belum menyadari, kenapa dan bagaimana ia bisa sampai disana, yang ia tahu, ia tersesat sampai akhirnya berakhir ditempat ini ketika, Nur tengah asyik menikmati pertunjukkan itu, tiba-tiba, terdengar sayup seseorang berteriak, anehnya, hanya Nur yang merasa mendengarnya.

teriakannya pilu, meminta tolong, Nur pun meninggalkan keramaian itu, matanya awas, mencari sumber suara yang meminta tolong itu, naas, ketika Nur tengah berjalan, ia terperosok jatuh dari sebuah bukit yang tidak terlalu tinggi, mencoba bangkit, Nur melihat kakinya mati rasa.

Baca Juga: Sinopsis Film KKN di Desa Penari Versi Widya Asli, Ternyata Widya Yang Asli Mengalami Ini

saat itulah, Nur melihatnya. seekor ular tengah menatapnya, ia mendesis, membuat Nur hanya bisa terpaku melihatnya. sisiknya hijau zamrud, meski ukuranya tidak terlalu besar, ular itu cukup membuat Nur ketakutan, dengan tenaga yang tersisa, Nur merangkak menjauhinya.

masalahnya adalah, setelah itu muncul orang yang Nur kenal, sosok yang berjalan mendekati Nur, Widya. Widya memeluk ular itu, seperti peliharaannya, membiarkan ular itu melilit lengannya, seakan-akan ular itu adalah temannya. melihat itu, Nur tidak tahu harus bicara apa karena setelah itu, Nur tersentak dari tidurnya setelah mendengar suara bising dari luar rumah. meski masih dalam keadaan shock, Nur segera berlari menuju suara bising itu, rupanya, di luar rumah, ramai orang tengah berkumpul. Nur melihat, Wahyu, Ayu, ibu pemilik rumah, dan Widya.

entah apa yang mereka lakukan, Nur belum mengerti sama sekali. yang ia dengar hanya ucapan ibu pemilik rumah. "Wes, wes, ayo ndok, melbu ndok, wes bengi" (sudah, sudah, ayo masuk, sudah malam) namun, ketika mata Nur dan Widya bertemu, ada tatapan kebingungan disana.

kembali ke posyandu tempat ia menginap, sementara si ibu pemilik rumah, menggandeng Widya masuk ke rumah, hanya tinggal Ayu dan Nur yang ada di luar rumah. "onok opo toh yu, kok rame men?" (ada apa sih yu, kok berisik sekali?)

Wahyu. jarene ndelok Widya nari nang kene. mboh lapo, aku yo kaget pas ndelok, gak onok Widya nang kamar" (Wahyu, bilang, melihat Widya sedang menari disini, entahlah kok bisa, aku juga kaget waktu melihat Widya tidak ada di dalam kamar)

Nur yang mendengar itu, hanya diam, sembari memikirkan mimpinya. Widya, hanya itu yang terbesit dalam pikiran Nur. ia tahu, ada yang janggal dari dirinya, Widya, dan tempat ini.

keesokan hari. sesuai janji yang Nur buat, ia bertemu dengan mbah Buyut dengan pak Prabu, kali ini, Nur di ijinkan masuk ke dalam rumahnya. yang mbah Buyut pertama ucapkan adalah "ndok, mambengi ngimpi opo?" (nak, semalam kamu mimpi apa?)

Nur pun menceritakan semuanya, termasuk insiden saat ia melihat Widya yang di pergoki Wahyu tengah menari di malam buta. mbah buyut hanya mengangguk, tidak berbicara apapun, ia hanya berujar, bahwa, yang ingin di ketahui Nur, adalah sosok hitam yang mengikutinya.

Malam itu juga, pak Prabu, mbah Buyut, dan Nur pergi ke sebuah batu, tempat pertama kali Nur melihat sosok hitam itu. disana, pak Prabu, menggorok seekor ayam, dimana darahnya di tab di sebuah wadah, sebelum menyeramkannya di batu itu.

Baca Juga: Inilah Daftar Nama Mahasiswa Asli KKN di Desa Penari yang Terungkap ke Publik: Intip Siapa Nur di Dunia Nyata

"ndok, awakmu percoyo, nek gok alas iki, onok deso maneh, sing jenenge Deso Brosoto" (nak, kamu percaya, di hutan ini, ada desa lain yang namanya desa halus) Nur mengangguk, ia percaya. Mbah Buyut tersenyum, "sing bakal mok delok iki, siji tekan atusan ewu wargane deso iku"

(yang akan kamu lihat sebentar lagi, itu satu dari ratusan ribu penghuni dari desa tersebut) Nur terdiam mendengarnya, dan benar saja, ia bisa melihat makhluk hitam itu, tengah menjilati batu yang baru diguyur darah ayam kampung itu.

Makhluk itu, hanya menjilati darah itu, kemudian, pak Prabu mengatakanya. "awakmu sadar utowo gak, asline, awakmu gowo barang alus sing di anggap tamu nang deso iki, coro alus'e ngunu yo ndok" (kamu sadar atau tidak, sebenarnya, membawa tamu ke desa ini, cara gampangnya gitu)

"tamu sing mok gowo, iku ngunu seneng ngejak geger ambeh warga deso iki" (tamu yang kamu bawa itu, suka sekali membuat masalah di desa ini) "masalahe, sing mok gowo iku wes di kunci nang njero Sukmo'mu, nek di jopok, awakmu isok mati" (masalahnya, barang itu sudah terikat di sukma kamu, bila di ambil, bisa mati) "aku wes ngerembukno karo mbah Buyut, nek barangmu gak usah di jopok, tapi, di culno, selama awakmu masih onok nang kene, barangmu kepisah ambek awakmu" (aku sudah berunding sama mbah Buyut, bila apa yang ada dalam diri kamu, gak usah diambil, tapi di lepaskan saja, selama kamu masih disini, dia tidak akan pergi jauh) "barang nopo to mbah?" (barang seperti apa?) Mbah Buyut mendekati Nur, sebelum, menarik ubun-ubunya, kemudian melemparkannya ke batu itu.

Demikianlah informasi mengenai momen mengerikan yang hanya dialami Nur di malam pertama KKN di Desa Penari. Untuk membaca secara lengkap kisah ini berdasarkan versi Nur, klik DI SINI.***

Editor: Abdul Hamid

Tags

Terkini

Terpopuler