UTARA TIMES – Simak ulasan mengenai film KKN di Desa Penari Luwih Dowo Luwih Medeni yang akan tayang di bioskop 29 Desember 2022 mendatang.
Film KKN di Desa Penari Luwih Dowo Luwih Medeni ini merupakan lanjutan dari film sebelumnya yang sukses meraih predikat film terlaris sepanjang masa.
Diketahui KKN di Desa Penari Luwih Dowo Luwih Medeni ini akan menghadirkan adegan-adegan yang tidak ditayangkan pada film sebelumnya.
“Lebih dari 40 MENIT ADEGAN BARU, ???????????? ???????? ???????????????? ????????????????????????: ???????????????????? ????????????????, ???????????????????? ???????????????????????? tayang serentak di seluruh bioskop mulai tanggal 29 DESEMBER 2022” dikutip Utara Times dari akun @manojpunjabimd.
Baca Juga: 2023 Usaha Bakal Sukses, Weton Ini Cocok untuk Memulai Wirausaha, Cek di Sini
Sebagai informasi, KKN di Desa Penari merupakan sebuah film yang diangkat berdasarkan kisah nyata yang viral di Twitter pada tahun 2019 lalu.
Lantas, KKN di Desa Penari Luwih Dowo Luwih Medeni Menceritakan tentang apa? Berikut ulasan sinopsisnya
Film diawali dengan ungkapan Ibu Widya yang hendak mengatarkan anaknya untuk berangkat KKN di sebuah desa terpencil di daerah Timur.
Baca Juga: 2023 Usaha Bakal Sukses, Weton Ini Cocok untuk Memulai Wirausaha, Cek di Sini
“Air selalu mengalir ke Timur, di Timur semua hal berkumpul, dari yang baik sampai yang buruk hingga yang paling buruk,” ujar Ibu Widya yang mengutip pepatah Jawa.
Ungkapan tersebut menjadi pertanda Widya bahwa akan ada sesuatu yang terjadi di tempat yang akan menjadi lokasi KKN nya itu.
Bersama Bima, Ayu, Nur, Anton dan Wahyu, Widya tidak menyangka bahwa perjalanan nya kali ini berubah menjadi malapetaka yang akan merenggut nyawa kedua temannya.
Seiring dengan kegiatan KKN mereka di Desa tersebut, Widya dan teman-teman kerap kali mendapat gangguan-gangguan mistis, terutama pada dirinya dan Nur.
“Badarawuhi" ujar Mbah Buyut selaku tetua Desa tersebut yang mengungkapkan sosok penari yang kerap kali mengganggu Widya dan Nur.
Puncaknya, dua diantara teman Widya telah terikat perjanjian dengan sang penari. Sehingga mereka tidak bisa kembali dengan selamat dari tempat mereka yang disebut dengan Desa Penari.***