Psikolog: Masalah Mental Tidak Ada Hubungannya Dengan Religiusitas Seseorang

11 November 2020, 20:17 WIB
Ilustrasi masalah kesehatan mental. /pexels/Kat Jayne

UTARA TIMES - Seorang psikolog klinis Rena Masri S.Psi, M.Psi mengungkapkan banyak masyarakat yang keliru dengan masalah kesehatan mental, terlebih banyak yang mengkaitkannya dengan religiusitas.

Baca Juga: Sejarawan Sebut Perjuangan Sultan Baabullah Layak Diteladani

Seperti halnya kurang kemauan terhadap hal religius seseorang sering disangkut pautkan dengan masalah kesehatan mental sehingga penderita kurang mendapat penanganan yang maksimal.

Seperti dikutip Utara Times dari Antara. Sebab penyakit gangguan mental tidak serta-merta muncul akibat seseorang jauh dari agama.

Baca Juga: LDR Di Masa Pandemi Rentan Berakhir, Berikut cara Mengatasinya

"Religiusitas memang betul mempengaruhi perasaan nyaman, perasaan tenang tapi penyebabnya bukan hanya itu tapi ada tekanan-tekanan tertentu di mana tekanannya itu lebih berat dibandingkan kapasitas kita untuk menghadapi tekanan itu sehingga akhirnya muncul tekanan, depresi dan lainnya. Tapi jadi itu yang masih banyak dan sering muncul di masyarakat," kata Rena dalam "HaloTalks: Pendekatan Kesehatan Holistik untuk Indonesia Sehat", Rabu 11 November 2020.

Rena mengatakan religiusitas merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh seseorang. Akan tetapi, untuk penyembuhan pasien dengan gangguan mental diperlukan seorang ahli untuk membantu dalam konseling dan terapi.

Baca Juga: Jemaah Umrah Indonesia Sebanyak 13 Orang Terkonfirmasi Positif Covid-19

Selain itu, salah kaprah yang sering terjadi pada masalah kesehatan mental adalah masyarakat mendiagnosa sendiri ciri-ciri khusus dari penyakit tersebut tanpa meminta bantuan dari psikolog.

"Kita suka baca-baca sendiri ciri-ciri depresi, OCD (obsessive compulsive disorder), sebenernya ciri-ciri tersebut penting untuk kita melakukan evaluasi diri, observasi diri kalau diagnosa harus ke ahli," ujar Rena.

"Kalau benar depresi, upaya pemulihannya apa supaya tepat, apakah ke psikiater atau psikolog aja. Kalau kita udah mengalami gangguan tertentu coba kita konsultasikan ke psikolog sehingga dilakukan pemeriksaan psikologis sehingga diagnosanya benar bukan dari kita sendiri," kata Rena melanjutkan.

Baca Juga: Fakta Drama 'Start Up'. Nama Karakternya Diambil Dari Nama Stasiun!

Orang dengan gangguan mental juga bisa produktif seperti masyarakat pada umumnya, hanya saja harus dicari yang sesuai dengan masalah kejiwaannya.

Rena mengatakan penting bagi penderita gangguan mental untuk bisa bersosialisasi dengan orang lain.

Baca Juga: Hadapi Asesmen Nasional, Mendikbud: Jangan Khawatir

"Justru mereka yang mengalami gangguan mental harus ada upaya juga untuk bisa produktif, kita carikan yang sesuai dengan keluhannya sehingga tidak menambah tekanan yang terlalu berat. Sosialisasi tetap dapat sehingga pada akhirnya dengan tetap bekerja, tetap produktif akan membantu orang tersebut untuk bisa pulih," pungkasnya.**

Editor: Nur Umar

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler