Renungan Ramadhan 2021 Hari ke-8: Menerima Kehendak Tuhan

- 20 April 2021, 04:43 WIB
Ilustrasi ikhlas
Ilustrasi ikhlas /Pixabay/mucahityildiz

UTARA TIMES - Manusia dalam hidupnya tentu memiliki sebuah keinginan, cita-cita, atau bahkan kehendak hidup dirinya. Hal tersebut dapat diraih dengan melakukan usaha dan berdoa kepada Allah Swt selaku pemegang otoritas kehidupan kita sebagai manusia.

Apalagi pada bulan Ramadhan 2021 dapat menjadi momentum yang sangat baik mengingat banyaknya amalan dan pahala yang dimudahkan.

Manusia kadang terbenturkan dengan segala keinginan atau kehendak diri dengan kehendak Tuhan. Tak jarang manusia sering mengalami perubahan alur hidup yang sebelumnya dijalankan.

Baca Juga: Berikut Bacaan Surat Shalat Tarawih 8 Rakaat, Anjuran Sesuai Sunnah

Misalnya saat memiliki cita-cita menjadi seorang polisi, sebagai seorang hamba beriman kita telah melakukan ikhtiar dengan berlatih secara sungguh-sungguh dan berdoa. Namun, pada kenyataan tidak lolos dalam seleksi.

Tak jarang manusia sulit untuk menerima keadaan ini. Sebab kita telah mengeluarkan usaha yang sangat maksimal, namun Tuhan menghendakinya menjadi yang lain.

Baca Juga: Amalan Rutin 10 Hari Pertama di Bulan Ramadhan, Tercurahnya Kasih sayang

Apalagi dengan manusia yang telah berdoa dengan sungguh-sungguh dan memintanya agar dikabulkan, tapi nyatanya takdir berkata lain. Lalu sikap menerima kehendak Tuhan seperti apa yang harus dipahami?

Gus Ulil memberikan makna kehidupannya terkait hal ini. Pertama, manusia diajarkan untuk bersikap realistis, melihat kenyataan seperti apa adanya, tanpa mengutuk dan mencacinya. Dengan sikap seperti ini, maka akan mengurangi beban mental yang ada pada diri.

Baca Juga: Ramadhan 2021 Hari Ke-7, Doa Memohon Petunjuk Amal Baik

Kedua, jika ingin mengubah suatu takdir, maka manusia harus segera melakukan sesuatu sekarang juga agar ada hasil perubahan di masa yang akan datang. Mengutuk keadaan saat ini dan bahkan meminta Tuhan untuk mengatur kembali kehendak yang ada pada kita, tak ada gunanya.

Bukan berarti berdoa tidak berguna, tapi berbeda makna ketika berdoa tulus dengan sikap seolah-olah mengatur Tuhan.

Baca Juga: One Piece Episode 970 Rilis: Dari Oden Rebut Kembali Tahta Sampai Eksekusi Mati Roger

Jadi menerima kepasrahan akan hal yang terjadi saat ini adalah sikap yang terbaik. Ingat bahwa doa merupakan pertanda bahwa kita hamba Tuhan, bukan mengatur kehendaknya.

Pada dasarnya Tuhan memberikan manusia takdir terbaik yang sesuai dengan diri masing-masing. Bila manusia mencoba melawannya justru akan membuat diri semakin sengsara dan sulit menerima kenyataan.

Baca Juga: Kajian Ramadhan 2021: Bau Mulut Orang yang Berpuasa di Sisi Allah Lebih Wangi dari Minyak Kasturi

Terdapat 3 kesimpulan yang bisa dipetik dari kebijaksanaan Ibnu Athaillah ini. Pertama, sumber kebahagiaan hidup antara lain berasal dari sikap mau menerima kehendak Tuhan dengan legawa. Tetapi legawa yang bersifat pasrah-realistis.

Kedua, Jika Tuhan memberikan takdir sebagai seorang pengusaha, maka jalani dengan sungguh-sungguh. Jangan mengeluh atau bahkan iri dengan takdir orang lain yang diberikan dari Tuhan. Pada intinya manusia akan bisa berdamai dengan diri sendiri manakala memiliki sikap legawa kepada Tuhan.

Baca Juga: Ceramah Ramadhan 2021: Berbahagialah! Berikut Dua Kabar Gembira Bagi Orang yang Berpuasa

Ketiga, tak ada yang bisa mengetahui takdir Tuhan untuk diri kita kecuali kita sendiri. Kita akan tahu takdir kita setelah mengalami berbagai macam kehidupan, mencoba sejumlah hal. Mencoba lalu gagal. Kemudian bangkit kembali untuk mencoba lagi sampai pada titik bahwa inilah takdir yang diberikan Tuhan kepada kita.***

Editor: Rosma Nur Riana

Sumber: Buku Karya Gus Ulil “Menjadi Manusia Rohani”


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah