Kronologi Nyata Penyebab Kematian Bima dan Ayu dalam Cerita Asli KKN di Desa Penari 2009 Ternyata Begini!

- 16 Mei 2022, 07:45 WIB
Kronologi nyata penyebab kematian Bima dan Ayu dalam cerita asli KKN di Desa Penari yang terjadi pada 2009
Kronologi nyata penyebab kematian Bima dan Ayu dalam cerita asli KKN di Desa Penari yang terjadi pada 2009 /Twitter @moviemenfess/

Widya melihat Tipak talas seperti sebuah lorong panjang. Hanya saja, dindingnya adalah pepohonan besar dengan akar di sana-sini. Selain medan tanahnya yang menanjak, di depan Tipak Talas, ada gapura kecil, lengkap dengan kain merah dan hitam di sekelilingnya.

Pak Prabu pernah bercerita, kain hitam adalah nama adat untuk sebuah penanda seperti di pemakaman. Namun, bukankah warna cerah lebih baik untuk menjadi sebuah penanda.

Sebelum Widya tahu kebenaran dari warga yang bercerita, bahwa hitam yang dimaksud adalah simbol alam lain.

Hitam bukan untuk yang hidup, melainkan untuk tanda bagi mereka yang sudah mati.

Mati lalu, apa maksud penanda warna merah?

Konon, dari seluruh tempat yang diberi penanda sebuah kain di desa ini, hanya gapura ini yang diberi kain warna merah, apalagi bila bukan simbol petaka.

Widya mulai melangkah naik, kakinya tidak berhenti mencari pijakan antara akar dan batu, sembari tangannya mencari sesuatu yg bisa menahan berat tubuhnya.

Baca Juga: Tokoh Asli KKN di Desa Penari Lebih dari 6 Orang, Ternyata Begini Foto yang Diduga Wajah Asli Bima dan Ayu

Malam sangat dingin, dingin sekali. Hanya kabut di tengah kegelapan yang bisa Widya lihat. Butuh perjuangan keras untuk sampai. Ketika Widya sampai di puncak Tapak tilas, Widya hanya melihat satu jalan setapak, kelihatannya tidak terlalu curam, namun rupanya butuh ekstra perjuangan juga. Di sana, Widya merasakannya, perasaan yang tidak enak dari tempat ini, semakin kentara, hal itu, membuat Widya merinding.

Jalan setapak itu tidak terlalu besar, di kanan-kiri ditumbuhi rumput dan tumbuhan yang tingginya hampir sebahu Widya, dari sela tumbuhan dan rumput, Widya bisa melihat hutan yang benar-benar hutan, pohon menjulang tinggi dengan tumbuh-tumbuhan di sekitarnya yang tidak tersentuh.

Halaman:

Editor: Septia Annur Rizkia

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah