Merinding! Ternyata Nur Asli Sempat Diberi Kode Seorang Kakek untuk Tidak Melanjutkan KKN di Desa Penari

- 22 Mei 2022, 18:36 WIB
Merinding! Ternyata Nur Asli Sempat Diberi Kode Seorang Kakek untuk Tidak Melanjutkan KKN di Desa Penari
Merinding! Ternyata Nur Asli Sempat Diberi Kode Seorang Kakek untuk Tidak Melanjutkan KKN di Desa Penari /Twitter @SimpleM81378523/

Memasuki desa, mas Ilham berpeluk kangen dengan seorang pria yang mungkin seumuran dengan ayahnya di rumah. Pria itu ramah, dan murah senyum, menyambut tanganya, Nur mendengar si pria memperkenalkan diri.
“Kulo, Prabu” (saya Prabu)

“Sepurane Ham, aku eroh, kene wes kenal suwe, tapi deso iki gak tau loh gawe kegiatan KKN” (saya minta maaf ham, aku tahu, kita sudah kenal lama, tapi desa ini tidak pernah di pakai kegiatan KKN)

“Tolong lah mas” kata mas Ilham, “dibantu, adikku,”
Suasana saat itu, tegang.

“GAK ISOK HAM” kata pak Prabu menekan mas Ilham dengan ekspresi tak terduga.

“Ngeten loh pak, ngapunten, kulo nyuwun tolong, kulo bakal jogo sikap ten mriki, mboten neko-neko, tolong pak” (begini loh pak, maaf, saya minta tolong, saya akan menjaga sikan disini, saya tidak akan aneh-aneh. tolong pak) ucap Ayu, matanya berlinangan air mata, ia tidak pernah melihat Ayu sengotot ini, mimik wajah pak Prabu yang sebelumnya mengeras, kini melunak.

Baca Juga: Download Sewu Dino PDF Lengkap, Cerita Pembataian Nyawa Melalui Ilmu Santet 1000 Hari di Sini!

“Piro sing KKN dek?” (berapa yang KKN nanti dek?)

Dengan bersemangat Ayu menjawab. “6 pak”
Hari itu berakhir, dengan persetujuan pak Prabu dan tentu saja, masyarakat sekitar, sebelum meninggalkan tempat itu, Ayu dan Nur berkeliling memeriksa desa sebentar. Di sana ia sudah tahu proker apa saja yang akan menjadi wacana mereka, salah satunya, kamar mandi dengan air sumur

Ia tahu, masyarakat mendapatkan akses air hanya dari sungai, jadi terfkirkan mungkin sumur lebih efisien, di tengah mereka merundingkan berbagai proker kelak, Nur, terdiam melihat sebuah batu yang di tutup oleh kain merah.

Di bawahnya, ada sesajian lengkap dengan bau kemenyan, di atasnya, berdiri sosok hitam, dengan mata picing, menyala merah. meski hari siang bolong, Nur bisa melihat, kulitnya yang di tutup oleh bulu, serta tanduk kerbau, mata mereka saling melihat satu sama lain, sebelum Nur mengatakan pada Ayu, bahwa, mereka harus pulang.

Halaman:

Editor: Anas Bukhori


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah