Perempuan tersebut diduga bernama Ratna Narekh. Desa yang disinggahi Ratna Narekh dipimpin oleh seorang lurah yang diskriminatif terhadap perempuan.
Semua perempuan dilecehkan dan digoda oleh lurah, dan Ratna Narekh adalah target selanjutnya. Lurah tersebut memiliki niat cabul dan menuju tempat pertapaan Ratna Narekh.
Karena kesaktiannya Ratna Narekh, Lurah yang berniat jahat tersebut justru terpental dan berakhir meninggal karena terkena ilmu kanuragan Ratna Narekh. Jabatan lurahpun berada di tangan Ratna Narekh.
Di Desa tersebut terdapat sebuah sendang yang dihuni oleh ratu pantai selatan. Terletak di dekat alas Daha di Utara Jawa. Salah satu pantangan yang diyakini masyarakat setempat adalah larangan mengadakan tarian yang diiringi gamelan.
Merasa ilmunya sudah tinggi karena pertapaan dan kemampuannya dalam menakhlukkan berbagai makhluk ghoib, Ratna Narekh melangar pantangan tersebut.
Sambil terus menari diiringi musik gamelan, Ratna Narekh berseru “jika seluruh penghuni Daha keluar dan menentang tarian ini, maka akan aku hancurkan satu persatu”.
Kesombongan Ratna Narekh membuat ratu pantai selatan murka. Ratna Narekh dirasuki makhluk halus yang merupakan utusan ratu pantai selatan. Ratna Narekh terus menari dan tidak bisa berhenti.
Makhluk halus yang merasuki Ratna Narekh baru akan berhenti jika jasad Ratna Narekh dihancurkan. Jika jasad Ratna Narekh masih hidup, ia akan terus menari tanpa henti.