Setelah bergelut dengan batin, Sugik akhirnya mengambil keputusan, ia membanting setir, membuat mobil menepi, lantas dari sudut matanya, ia melihat Sri tampak gelisah, ketakutan, ia pasti sudah melewati hari yg berat bersama Atmojo, namun, ini masih detail kecil, ia belum tahu.
Bahwa nama Atmojo, hanya sebuah kejutan kecil bila dibandingkan dengan peristiwa yg menimpa Kuncoro, satu peristiwa yg membuat Sugik lupa cara tidur tanpa kembali ke peristiwa tragis yg akan terus membuntuti kisah hidupnya, selamanya.
"Pesta kematian keluarga Kuncoro" batin Sugik.
Baca Juga: Update Harga Telur di Pasar Tradisional Seluruh Wilayah Jawa Barat, dari Bandung hingga Bogor
Sugik duduk, menghisap rokok, lantas, matanya menerawang jauh, ia masih ingat setiap detail satu persatu bagaimana pembantaian itu terjadi, termasuk, bagaimana ia menyaksikan didepan mata kepala sendiri, bagaimana kepala manusia bisa dipenggal hanya dengan sekali tebasan parang.
Sri yg sedaritadi bingung, mendekati Sugik, Sri tampak hati-hati, namun, Sugik membalas tatapan ngeri Sri dengan senyuman palsu, ia tidak mau menambah traumatik yg dialami gadis itu, lantas, Sugik bertanya pada Sri,