Begini Penampakan Anak Hasil Perkawinan Bima dan Ratu Siluman Badawuhi dalam Kisah Nyata KKN di Desa Penari

- 27 Mei 2022, 10:30 WIB
Begini Penampakan Anak Hasil Perkawinan Bima dan Ratu Siluman Badawuhi dalam Kisah Nyata KKN di Desa Penari
Begini Penampakan Anak Hasil Perkawinan Bima dan Ratu Siluman Badawuhi dalam Kisah Nyata KKN di Desa Penari /IG @adindathomas

"Widya ngerti, sopo sing gok Sinden iku?" (Widya tahu siapa yang ada di sinden itu) Widya diam lama, sebelum mengatakanya. "Ular mbah" "nggih. betul" "sing mok delok iku, ulo-anak'e Bima karo" (yg kamu lihat itu, adalah anaknya Bima sama) "Ular itu mbah" mbah buyut mengangguk

Lalu mbah Buyut merasa bersalah dengan persitiwa yang menimpa Bima dan Ayu karena merasa kecolongan.

"Iku ngunu, mbah sing kecolongan, Widya mek di dadekno Awu awu, ben si mbah ngawasi Widya, tapi mbah salah, koncomu iku sing ket awal wes di incer karo" (itu, mbah yang kecolongan, Widya cuma di jadikan pengalih perhatian, biar si mbah ngawasi kamu, tapi mbah salah, dari awal,yang di incar sama)

Baca Juga: Ini Sosok Profil Idayati, Adik Presiden Jokowi yang Menikah dengan Ketua MK Hari Ini

Kemudian mbah Buyut terdiam karena tidak mau menyebutkan nama mahluk penghuni sinden tersebut, Widya pun menanyakan perihal kondisi Bima dan Ayu apakah bisa disembuhkan.

Setelah itu mbah Buyut diam lama, seperti tidak mau menyebut nama makhluk itu. " "ngantos, yo nopo mbah, Ayu kale bima saget mbalik?" (lalu bagaimana mbah, apa Ayu sama Bima bisa kembali?) "isok isok" kata mbah Buyut, "sampe balak'e di angkat"

Mbah Buyut Menjelasakan bahwa hal yang dilakukan Bima dan Ayu sudah kelewatan akhirnya harus menerima resiko perbuatannya sendiri.

Baca Juga: Wajah Gapura Lokasi Asli KKN Di Desa Penari Hanya Dapat Dilihat Sebagian Orang Saja Kenapa?

"Balak'e di angkat mbah" (bencananya di angkat) kata Widya, bingung. "Bima ambek Ayu wes kelewatan, sak iki, kudu nanggung opo sing di lakoni" (Bima sama Ayu sudah kelewatan, sekarang, dia harus menanggung apa yang dia perbuat) "Ayu sak iki, kudu nari, keliling Alas iki)

(Ayu sekarang harus menari mengelilingi Hutan ini) "sak angkule nari, sadalan-sadalan" (tampil, menari, di setiap jengkal tanah ini) "Bima mbah?" "Bima, yo kudu ngawini sing nduwe Sinden" (Bima ya harus mengawini yang punya Sinden) "Badarawuhi mbah" Mbah buyut kaget.

Halaman:

Editor: Nur Umar

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x