"JANUR IRENG"
"Yes. JANUR IRENG!!" kata Stella, "gak ada gitu sesuatu yg bikin kamu tertarik, ya maksudku bukannya ngelarang, tapi kasus itu sampe sekarang gak ada yg tahu, bahkan apa yg terjadi saja gak ada buktinya, lagian dapat nama JANUR IRENG darimana?" tanya Stella.
"Lindu" jawab Mira
Stella tampak berpikir, ia menatap Riko dan Mira bergantian sebelum, "ada 3 orang yg pernah terlibat dalam koran di jurnalmu!!" Stella mengamati sekeliling, "satu orang mati!! satunya gila!! dan satunya" Stella menyesap rokok, "jadi kaya melintir!!" "itu kasus paling aneh Mir!!"
Mira membuka pintu rumah, ia berjalan menelusuri ruang tamu, dari salah satu pintu kamar, Mira membukanya, di dalam sana, ia melihat ibunya tengah sholat.
Mira kembali menutup pintu, namun tiba-tiba, ia melihat Lindu berdiri di depannya "ibuk gak boleh sholat!!" Mira diam,
Mira melihat tangan Lindu, jemarinya berdarah-darah, "sudah pulang nak" sahut ibunya membuka pintu kamar, "anak itu sudah keluar, tadi ibu kunci dia di gudang bawah"
"Anak sekecil ini kenapa di perlakukan seperti itu buk" kata Mira.
"Karena anak ini adalah Benggolo!!" sahut ibu.
Sudah ratusan kali Mira mendengar nama "Benggolo" entah dari almarhumah neneknya sampai ibunya, seakan nama itu adalah hal terburuk, namun setiap di tanya apa itu Benggolo tak ada satupun yg menjawabnya.