Network
Amerika Serikat menghabiskan lebih dari gabungan semua negara bersenjata nuklir lainnya, $43,7 miliar. Rusia menghabiskan 22% dari apa yang dilakukan AS, sebesar $9,6 miliar, dan China menghabiskan lebih dari seperempat dari total AS, sebesar $11,7 miliar.
Mitos: Senjata nuklir saat ini lebih aman daripada saat pertama kali ditemukan
Senjata nuklir saat ini memiliki kekuatan penghancur yang jauh lebih besar daripada bom pertama di tahun 1940-an.
Bom yang digunakan di Hiroshima dan Nagasaki setara dengan 15 dan 20 kiloton dinamit yang menurut standar saat ini dianggap sebagai senjata nuklir “hasil rendah”.
B83, hulu ledak nuklir AS terbesar yang dikerahkan, setara dengan 80 bom seukuran Hiroshima.
Baca Juga: Apa Saja Penyebab Mesin Kendaraan Mendadak Mati Saat Melewati Rel Kereta Api, Simak Penjelasannya
Pada awal tahun 2023, persenjataan nuklir AS yang terdiri dari 5.244 senjata nuklir memiliki hasil total 857,6 megaton, atau setara dengan 57.173 bom seukuran Hiroshima. Itu rata-rata 164 kiloton per hulu ledak nuklir di gudang senjata AS. Rusia, dengan 5.889 hulu ledak nuklir, memiliki setara dengan 65.240 bom seukuran Hiroshima.
Ada banyak kecelakaan dan insiden di mana senjata nuklir hampir meledak atau hampir digunakan sejak 1945 dan itu adalah masalah keberuntungan dan individu yang siap untuk menentang tekanan rekan dan protokol militer berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat, termasuk selama Krisis Rudal Kuba, perang nuklir sejauh ini telah dihindari.
Daniel Ellsberg, analis militer AS yang membocorkan Pentagon Papers, mencatat dalam bukunya Doomsday Machine: Confessions of Nuclear War Planner bahwa birokrasi militer yang terkait dengan perang dingin dan kehancuran yang saling meyakinkan sebagian besar tetap utuh.
Pemeliharaan status quo dalam kebijakan senjata nuklir, bersama dengan ancaman penggunaan yang dipertahankan dan terus-menerus, sebagian besar menunjukkan bahwa kita tidak lebih aman dari senjata nuklir sejak penemuan pertama mereka.
Editor: Nur Umar
