Peristiwa Hari Ini 14 Juli di Indonesia: Meninggalnya Mantan Kapolri Hoegeng, Polisi Jujur dan Sederhana

14 Juli 2021, 07:48 WIB
Hoegeng /Instagram.com/@jendralhoegeng

UTARA TIMES – Bernama lengkap Hoegeng Imam Santoso yang pernah menjabat sebagai Kapolri ke-5 yang bertugas dari tahun 1968-1971.

Kali ini Utara Times akan mengenang kisahnya dalam peristiwa 14 Juli hari ini tepat 17 tahun yang lalu meninggalnya Kapolri Hoegeng Santoso dalam usia 82 tahun dan dimakamkan di Giri tama, kemang, kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kapolri Hoegeng adalah orang nomor satu di kepolisian masa transisi dari orde lama ke orde baru, Namun nama besarnya di kepolisian dikenal sebagai Polisi Jujur dan sederhana.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Pisces Hari Ini 14 Juli 2021: Bertanggung Jawab dan Siapkan Rencana Lain  

Bahkan dengan kejujuran dan kesederhanaanya, Almarhum Gus Dur pernah bercerita tentangnya dalam sebuah guyonan yang legendaris:

“Di Negeri ini, Cuma ada tiga polisi jujur : patung polisi, polisi tidur dan polisi hoegeng,” ujar mantan Presiden ke-empat Indonesia itu.

Tidak hanya di kepolisian, pria kelahiran Pekalongan, 14 Oktober 1921 ini juga pernah menjabat di jajaran kementerian. Pada 1965, Presiden Soekarno mempercayakan Hoegeng sebagai Menteri Iyuran Negara atas usulan Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Hoegeng dianggap pantas menjadi Menteri meskipun berasal dari kepolisian. Sejak masa kuliah, Hoegeng dikenal cerdas, Bersama sahabatnya Sayuti Melik dan Dr. Subandrio mendapat tugas Gubernur Jateng Wongsonegoro, mempelajari Revolusi Sosial pada akhir 1945 di tiga daerah yakni Tegal, Brebes dan Pemalang.

Dan tak hanya itu, semasa sekolahnya di AMS atau setara SMA di Yogyakarta, Hoegeng yang hobi bermusik pandai mencari uang jajan sebagai anggota band Hawaian di radio, restoran, hingga hotel.

Baca Juga: TERBARU! Jadwal TV di RCTI Hari Ini Rabu 14 Juli 2021, Ada Putri Untuk Pangeran, Ikatan Cinta, Preman Pensiun

Berada di pucuk pimpinan Kapolri, tidak membuat Hoegeng lebih malas-malasan dan duduk manis serta berangkat ke kantor kapan saja. Sejak diangkat sebagai kapolri, dia selalu berangkat ke kantor lebih awal dari staf dan bawahannya.

Menjadi Kapolri membuat Hoegeng menjadi lebih insaf dan bertanggung jawab mengemban tugas dan amanatnya.

Menurut Hoegeng, Polisi adalah polisi. Makna dan kedudukan di masyarakat dalam posisi sosial seorang agen polisi sama saja dengan seorang jenderal polisi. Sama-sama memiliki tugas da tanggung jawab besar.

Itulah sebabnya dia tidak malu turun tangan mengambilalih tugas teknis seorang agen polisi yang kebetulan tidak ada atau tidak di tempat.

Lalu, Sebagai komandan tertinggi di kepolisian, Kapolri Hoegeng mendapat fasilitas VIP di kediamannya. Namun dia tidak ingin menggunakan keistimewaan tersebut dan ingin mempertahankan citra kesederhanaanya, Penting bagi Hoegeng untuk menimbulkan kesan bahwa rumah seorang polisi sekelas kapolri pun pantas sebagai tempat bagi masyarakat untuk mengadu.

Baca Juga: Jadwal TV SCTV Hari Ini Rabu 14 Juli 2021, Ada Badai Pasti Berlalu, Buku Harian Seorang Istri, Sederet FTV

Kisah menarik lainnya saat Kapolri Hoegeng diberhentikan Presiden Soeharto. Banyak pihak motif politik ada di belakang ini. Sejak akan dilantik sebagai kapolri, Hoegeng memang sudah tak cocok dengan Soeharto. Tahun 1968, Hoegeng menghadap Soeharto. Saat itu Soeharto meminta agar polisi tak lagi bertugas di medan tempur. Dulu memang Brigade Mobil Polri terjun di berbagai pertempuran seperti TNI, mulai operasi Trikora di papua hingga Dwikora di Kalimantan.

Seperti yang dikutip dalam buku Hoegeng, yang berjudul Oase menyejukan di tengah perilaku koruptif para pemimpin bangsa :

“Kalau begitu Angkatan lain juga jangan mencampuri tugas Angkatan kepolisian,” ujar Hoegeng dengan tegas, dan Soeharto pun terdiam mendengarnya.

Sepak terjang Hoegeng membuat kroni keluarga Cendana mulai terusik. Apalagi sejumlah kasus diduga melibatkan orang-orang dekat Soeharto. Puncak perseteruan itu, Soeharto mencopot Hoegeng sebagai kapolri tanggal 2 Oktober 1971. Baru tiga tahun, Hoegeng menjabat. Seharusnya masih ada dua tahun lagi.

Baca Juga: Selama PPKM Darurat Titik Penyekatan Di Cirebon Macet Total Hingga Jebol, Berikut Lokasinya

Ironisnya dengan alas an penyegaran, justru pengganti Hoegeng, Jenderal M. Hasan lebih tua satu tahun. Hoegeng menghadap Soeharto, dia menanyakan kenapa dicopot. Secara tersirat Soeharto berkata taka da tempat untuk Hoegeng lagi. Dengan tegas Hoegeng menerima atas pencopotanya itu.

Lalu Soeharto menawari dengan jabatan duta besar atau diplomat. Sebuah kebiasaan untuk membuang mereka yang kritis terhadap Orde Baru. Hoegeng lalu menolaknya. Setelah Hoegeng tidak lagi menjabat sebagai Kapolri,ia sesekali tampil di acara TVRI sebagai pembawa acara music The Hawaiian Seniors.

Jenderal Hoegeng meninggal dunia pada 14 Juli 2004 , tepat 17 tahun yang lalu setelah menjalani perawatan di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, karena stroke yang dideritanya.***

Editor: Anas Bukhori

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler