UTARA TIMES – Simak penjelasan lengkap apa itu pawai Ogoh-ogoh dan parade budaya unik setiap perayaan Hari Raya Nyepi di Bali.
Salah satu budaya unik yang ada pada perayaan Hari Raya Nyepi yaitu pawai Ogoh-ogoh.
Hari Raya Nyepi 2022 yang jatuh pada tanggal 3 Maret sebenarnya merupakan perayaan Tahun Baru Hindu 1944 berdasarkan penanggalan/kalender caka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi.
Ketika seluruh dunia menyalakan kembang api dan merayakannya dengan perayaan yang besar, puncak Tahun Baru Bali justru sebaliknya.
Baca Juga: Apa Arti Hari Raya Nyepi? Begini Makna dan Berbagai Upacara yang Biasanya Dilakukan
Baca Juga: Rekomendasi Ucapan Selamat Hari Raya Nyepi 2022, Cocok Dijadikan Caption Status Media Sosial
Tidak ada suara, tidak ada gerakan, tidak ada aktivitas, dan semuanya berhenti dan berhenti ketika Nyepi tiba.
Di sela-sela perayaan mereka dalam memperingati datangnya tahun baru, Nyepi sering disebut sebagai Hari Hening, karena seluruh pulau menjadi benar-benar sepi.
Akan tetapi terdapat budaya unik yang biasa dilakukan masyarakat bali ketika perayaan Nyepi. Dikutip Utara Times dari nyepi.com upacara kedua dalam perayaan Nyepi adalah upacara Bhuta Yadnya pada malam hari menjelang hari raya Nyepi.
Ogoh-ogoh merupakan patung-patung yang dibuat dengan bahan dasar bambu yang kemudian ditutup dengan kertas parang, untuk selanjutnya dilukis menjadi makhluk jahat, roh jahat, atau makhluk dongeng mitologi Hindu.
Laki-laki Bali akan membawa patung-patung setinggi 25 kaki tersebut dan menahannya dengan kisi-kisi bambu, diikuti oleh penabuh gamelan yang menandakan parade melalui jalan-jalan di Bali.
Anak-anak kecil kemudian akan mengikuti contoh dari ayah mereka karena komunitas pemuda Bali adalah orang-orang yang akan membangun patung-patung ini, dimulai hampir dua bulan sebelum perayaan.
Baca Juga: Kumpulan Link Download Twibbon Hari Raya Nyepi 2022 Cocok Dibagikan ke Berbagai Media Sosial
Sebelum pawai, obor dibawa ke sekitar rumah dan lingkungan dan membuat keributan dan membuat suara keras, ini untuk menetralisir energi negatif.
Karena menurut kepercayaan orang Bali bahwa kejahatan tidak dapat diusir, karena harus ada keseimbangan dalam hidup.
Orang Bali akan terus memegang obor selama pawai karena akhir pawai mereka akan berhenti di kuburan tempat mereka akan membakar patung Ogoh-ogoh tersebut. Itulah akhir dari upacara Bhuta Yadnya.
Itulah informasi tentang apa itu pawai Ogoh-ogoh dan parade budaya unik setiap perayaan Hari Raya Nyepi di Bali.***