Peringatan International Women’s Day, Begini Sejarah yang Melatar Belakanginya

4 Maret 2022, 16:56 WIB
Peringatan International Women’s Day, Begini Sejarah yang Melatar Belakanginya /tangkap layar twibbonize.com/Jasa Desain Online Twibbon dll instagram @Promok_key

 

UTARA TIMES- International Women’s Day diperingati sejak awal tahun 1900-an. Masa pertumbuhan industri dan meningkatnya populasi menjadi tonggak munculnya ideologi yang radikal.

International Women’s Day yang dirayakan setiap tanggal 8 Maret ini ternyata memiliki sejarah yang panjang. Bagi yang akan merayakan International Women’s Day, simak sejarahnya.

Adapun Sejarah International Women’s Day dijabarkan dalam urutan tahun sebagai berikut agar mudah dipahami.

International Womens Day dimulai pada era 1900-an. lebih detailnya pada tahun 1908 yang bermula pada kerusuhan besar sehingga menyebabkan beberapa masalah, salah satunya soal ketidaksetaraan dan penindasan terhadap perempuan.

Baca Juga: Inilah Gejala Omicron Pada Anak Hingga Orang Dewasa, Simak Ulasan Berikut ini!

Tahun 1908

Pada tahun ini terdapat kerusuhan besar yang menyebabkan ketidaksetaraan hingga penindasan terhadap perempuan. Sehingga membuat perempuan lebih aktif dan menyuarakan perubahan. Sebanyak 15.000 perempuan di New York menuntut gaji yang lebih baik, jam kerja yang dikurangi, dan hak bersuara.

Tahun 1909

Partai Sosialis Amerika mendeklarasikan National Women’s Day sebagai perayaan hari perempuan nasional yang diperingati pada 28 Februari. Perempuan-perempuan di Amerika Serikat terus merayakannya hingga tahun 1913.

Tahun 1910

International Conference of Working Women yang kedua diadakan di Kopenhagen, Denmark. Clara Zetkin mengusulkan gagasan mengenai International Women’s Day. Usulan itu berisi, setiap tahun di setiap negara harus merayakan hari perempuan di tanggal yang sama.

Konferensi yang dihadiri oleh lebih dari 100 perempuan dari 17 negara menyambut baik usulan Clara. Sehingga seluruh forum menyetujui untuk menetapkan International Women’s Day.

Tahun 1911

Baca Juga: Sinopsis Gopi ANTV Hari ini, Sabtu 5 Maret 2022: Ahem Meminta Meera Minta Maaf Pada Gaura

Setahun setelah konferensi, beberapa negara seperti Denmark, Austria, Swiss, dan Jerman telah memperingati International Women’s Day. Lebih dari satu juta partisipan baik laki-laki maupun perempuan mengkampanyekan hak perempuan untuk memilih, bekerja, hingga memegang jabatan publik.

Tahun 1913-1914

Sebelum Perang Dunia I, perempuan-perempuan Rusia berkampanye untuk mewujudkan perdamaian. Pada tahun 1913 terdapat kesepakatan untuk memperingati International Women’s Day yakni setiap tahun pada tanggal 8 Maret. Di tahun 1914, perempuan di Eropa berkoordinasi untuk melakukan kampanye menentang perang dan mengekspresikan solidaritas perempuan.

Tahun 1917

Setelah Perang Dunia I berakhir, perempuan Rusia melakukan mogok kerja atas meninggalnya tentara yang berjumlah dua juta lebih.

Baca Juga: Inilah Gejala Omicron Pada Anak Hingga Orang Dewasa, Simak Ulasan Berikut ini!

Tahun 1975

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merayakan International Women’s Day untuk pertama kalinya di tahun ini. Pada tahun 1977, PBB mendeklarasikan agar International Women’s Day diperingati setiap tahun oleh negara-negara anggota, berdasarkan sejarah dan tradisi nasional setiap negara.

Tahun 1996

Untuk pertama kalinya PBB mengumumkan tema tahunan yaitu “Celebrating the past, planning for the future”. Pada tahun 1997 mengangkat tema “Women at the peace table”. Pada tahun 1998 mengangkat tema “Women and Human Rights”. Sedangkan pada tahun 1999 mengangkat tema “World free of violence against women”.

Tahun 2000

Pada era millenial, feminisme bukan termasuk topik yang populer. Butuh dorongan yang lebih untuk meningkatkan kesadaran di masyarakat. Kesetaraan gender pun masih belum tercapai.

Tahun 2001

Satu tahun setelah terjadi kemunduran, situs website internationalwomensday.com diluncurkan. Tujuannya yakni untuk menghidupkan kembali semangat memperjuangkan kesetaraan gender.

Tahun 2011

Tahun ini tepat 100 tahun International Women’s Day yang diselenggarakan pertama kali oleh Denmark, Austria, Swiss, dan Jerman. Di tahun ini pula, Presiden Barack Obama menetapkan bulan Maret 2011 sebagai “Bulan Sejarah Perempuan”.

Tahun 2021

Dunia telah banyak berubah, generasi millenial mungkin menganggap perjuangan perempuan telah usai dan dimenangkan. Tapi, pegiat feminis tahu bahwa patriarki itu sangat kompleks dan mendarah daging.

International Women’s Day di beberapa negara diperingati sebagai hari libur nasional. Negara tersebut meliputi Afghanistan, Armenia, Ukraina, Laos, Uzbekistan, Kazakhstan, Kamboja, Mongolia, Kuba, Vietnan, Rusia, dan lainnya.

Setiap tahun, diberbagai negara merayakan, mengapresiasi, bahkan menginspirasi perempuan melalui International Women’s Day. Setiap perempuan dapat melakukan perubahan dengan berpikir secara global dan bertindak secara lokal.***

Editor: Anas Bukhori

Tags

Terkini

Terpopuler