Supersemar 2022: Mengenal Duduk Perkara Supersemar, Bagaimana Proses Lahirnya Surat Perintah Sebelas Maret?

11 Maret 2022, 04:10 WIB
Supersemar 2022: Mengenal Duduk Perkara Supersemar, Bagaimana Proses Lahirnya Surat Perintah Sebelas Maret? /Pixabay/nile

UTARA TIMES – Artikel ini akan mengulas tentang Hari Supersemar 2022 yang akan diperingati pada tanggal 11 Maret 2022.

Surat Perintah Sebelas Maret atau SP 11 Maret atau yang disingkat menjadi Supersemar merupakan surat perintah yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia pertama yakni Ir. Soekarno pada tanggal 11 Maret 1966.

Supersemar berisi perintah yang memberikan instruksi kepada Mayjen Soeharto, selaku Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu guna mengatasi situasi keamanan yang buruk pada saat itu.

Supersemar menjadi pokok pikiran dikeluarkannya surat pembubaran Partai Komunis Indonesia pada tanggal 12 Maret 1966.

Baca Juga: Apa Itu Hari Supersemar? Ini Link Download Gratis Twibbon Terbaru Lengkap dengan Penjelasan Sejarahnya

Akan tetapi Supersemar menjadi kronik sejarah yang banyak dianggap sebagai peristiwa yang kontroversial karena keberadaan naskah yang asli sampai saat ini masih misterius dan belum ditemukan.

Adapun Supersemar yang beredar saat ini merupakan versi yang dikeluarkan dari Markas Besar Angkatan Darat (AD) yang juga tercatat dalam buku-buku sejarah.

Namun, sebagian kalangan sejarawan Indonesia mengatakan bahwa terdapat berbagai versi Supersemar sehingga masih ditelusuri naskah supersemar yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno di Istana Bogor.

Dilansir Utara Times dari Channel Youtube Fadli Zon Official Husni Thamrin menjelaskan bahwa sejak 1 Oktober dengan terjadinya kudeta dewan revolusi maka lahirlah reaksi-reaksi masyarakat anti-komunis di Indonesia.

Reaksi-reaksi tersebut dimulai sejak 2 Oktober 1965 oleh beberapa organisasi-organisasi pergerakan di Indonesia saat itu hingga muncul apa yang dikenal tuntutan Trikora.

Baca Juga: Tanggal 11 Maret 2022 Hari Apa? Ini Sejarah Dibalik Lahirnya Hari Supersemar

Husni juga menambahkan sejak 7 Oktober 1965 terjadilah sebuah peristiwa pembakaran kantor CC PKI oleh Pelajar Islam Indonesia dan GP Ansor yang dianggap oleh daerah-daerah merupakan komando dalam rangka penumpasan G30 S PKI.

Kemudian 15 Januari terjadi pengepungan di Istana Kepresidenan Bogor, hingga 22 Februari Kabinet jawaban Soekarno membentuk kabinet 100 menteri.

Akan tetapi sidang dianggap gagal karena dibentung oleh seluruh masa aksi yang pada saat itu melakukan demonstrasi mengepung istana.

Adapun menurut versi resmi yang dikutip Utara Times dari laman kubutambahan.bulelengkab.go.id, ketika Presiden Soekarno mengadakan sidang pelantikan Kabinet Dwikora yang disempurnakan yang dikenal dengan nama "kabinet 100 menteri".

Baca Juga: Supersemar 2022 : Supersemar Dikeluarkan dengan Tujuan? Simak Selengkapanya

Pada saat sidang dimulai, Brigadir Jendral Sabur sebagai panglima pasukan pengawal presiden Tjakrabirawa melaporkan bahwa banyak pasukan liar atau pasukan tak dikenal.

Pasukan tersebut yang belakangan diketahui adalah Pasukan Kostrad dibawah pimpinan Mayor Jendral Kemal Idris yang bertugas menahan orang-orang yang berada di Kabinet yang diduga terlibat G-30-S di antaranya adalah Wakil Perdana Menteri I Soebandrio.

Berdasarkan laporan tersebut, Presiden bersama Wakil perdana Menteri I Soebandrio dan Wakil Perdana Menteri III Chaerul Saleh berangkat ke Bogor dengan helikopter yang sudah disiapkan.

Sementara situasi menjadi semakin tegang, dan keadaan pemerintahan sudah tidak berjalan. Situasi ekonomi saat itu juga sudah kacau. Karena sebab itulah tuntutan-tuntutan Tritura merata di seluruh Indonesia.

Situasi ini dilaporkan kepada Mayor Jendral Soeharto (yang kemudian menjadi Presiden menggantikan Soekarno) yang pada saat itu selaku Panglima Angkatan Darat menggantikan Letnan Jendral Ahmad Yani yang gugur akibat peristiwa G-30-S/PKI itu.

Baca Juga: Supersemar Dikeluarkan Tanggal Berapa?, Berikut Sejarah dan Latar Belakangnya

Mayor Jendral (Mayjend) Soeharto saat itu tidak menghadiri sidang kabinet karena sakit. (Sebagian kalangan menilai ketidakhadiran Soeharto dalam sidang kabinet dianggap sebagai skenario Soeharto untuk menunggu situasi. Sebab dianggap sebagai sebuah kejanggalan).

Mayor Jendral Soeharto mengutus tiga orang perwira tinggi (AD) ke Bogor untuk menemui Presiden Soekarno di Istana Bogor yakni Brigadir Jendral M. Jusuf, Brigadir Jendral Amirmachmud dan Brigadir Jendral Basuki Rahmat.

Setibanya di Istana Bogor, pada malam hari, terjadi pembicaraan antara tiga perwira tinggi AD dengan Presiden Soekarno.

Pembicaraan tersebut membahas mengenai situasi yang terjadi dan ketiga perwira tersebut menyatakan bahwa Mayjend Soeharto mampu mengendalikan situasi dan memulihkan keamanan bila diberikan surat tugas atau surat kuasa yang memberikan kewenangan kepadanya untuk mengambil tindakan.

Menurut Jendral (purn) M Jusuf, pembicaraan dengan Presiden Soekarno hingga pukul 20.30 malam.

Situasi-situasi inilah yang kemudian membuat Presiden Soekarno setuju untuk menerbitkan surat perintah yang dikenal sebagai Surat Perintah Sebelas Maret yang populer dikenal sebagai Supersemar.

Baca Juga: Kalender Maret 2022, Lengkap Hari Libur dan Hari Nasional: Ada Supersemar dan Hari Film Indonesia

Surat Perintah tersebut ditujukan kepada Mayjend Soeharto selaku panglima Angkatan Darat untuk mengambil tindakan yang perlu untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.

Surat Supersemar tersebut tiba di Jakarta pada tanggal 12 Maret 1966 pukul 01.00 waktu setempat yang dibawa oleh Sekretaris Markas Besar AD Brigjen Budiono.

Hal tersebut berdasarkan penuturan Sudharmono, di mana saat itu ia menerima telpon dari Mayjend Sutjipto, Ketua G-5 KOTI, 11 Maret 1966 sekitar pukul 10 malam.

Sutjipto meminta agar konsep tentang pembubaran PKI disiapkan dan harus selesai malam itu juga. Permintaan itu atas perintah Pangkopkamtib yang dijabat oleh Mayjend Soeharto.

Demikian ulasan singkat proses lahirnya Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar pada tahun 1966.***

 

Editor: Nurmaya

Tags

Terkini

Terpopuler