7 Fakta Menarik Penculikan Soekarno Hatta Menjelang Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

11 Agustus 2022, 16:52 WIB
7 Fakta Menarik Penculikan Soekarno Hatta Menjelang Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 /Antara Foto

UTARA TIMESPenculikan terhadap Soekarno Hatta terjadi menjelang Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Tidak ada yang tahu ke mana keduanya dibawa.

Menurut para penculik, kekalahan Jepang dari Amerika Serikat adalah saat yang tepat bagi Soekarno Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.

Penculikan Soekarno Hatta itu dimaksudkan oleh para pemuda untuk menghindarkan keduanya dari pengaruh buruk tentara Jepang dan agar kemerdekaan segera diproklamasikan.

Tidak banyak yang tahu bahwa dalam proses penculikan itu juga terjadi hal-hal yang menarik. Apa saja?

1. Soekarno Hatta diculik pada bulan puasa

Baca Juga: Kata-Kata Kemerdekaan dari Sang Proklamator Ir. Soekarno Pas Untuk Semarak HUT ke 77 RI 17 Agustus 2022

Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah Hiroshima dan Nagasaki dibom atom oleh Amerika Serikat.

Setelah berita pemboman itu menyebar moral tentara Jepang di Indonesia merosot dan semangat mereka hancur.

Saat itulah sejumlah pemuda melancarkan aksi penculikan terhadap Soekarno dan Hatta.

Penculikan itu terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 Masehi atau 9 Ramadan 1364 Hijriah.

2. Soekarno diculik saat sedang sahur

Pada dini hari menjelang Subuh Soekarno menuju ruang makan di rumahnya. Setelah makan sahur ia tetap terjaga di ruangan itu.

Saat itulah Soekarno melihat beberapa orang bergerak di belakang rumahnya yang terlihat dari pintu yang sedikit terbuka.

Baca Juga: Kumpulan Quotes Bung Karno Terbaru! Meriahkan Peringatan Hari Lahir Soekarno 6 Juni untuk Update Status WA, FB

Para pemuda itu kemudian masuk dan menemui Soekarno sambil mengabarkan bahwa mereka akan membawanya keluar dari Jakarta.

Meski para pemuda itu menghunus pisau dan pedang Jepang, Soekarno yakin dirinya tidak akan dilukai.

3. Soekarno dipaksa memakai seragam militer yang kekecilan

Untuk menghindari kecurigaan polisi Jepang, Soekarno diminta memakai seragam militer. Sayangnya baju yang disiapkan oleh para pemuda itu kekecilan.

Menurut Soekarno, ukuran baju yang kekecilan itu bukti bahwa rencana para pemuda tersebut tidak dipikirkan secara matang.

4. Fatmawati Soekarno lupa membawa bekal susu untuk Guntur anak pertamanya

Baca Juga: Download Gratis 10 Link Twibbon Peringatan Hari Lahir Soekarno Penuh Makna

Ketika para pemuda itu menemui Soekarno di ruang makan, istrinya Fatmawati terbangun.

Namun, ia tetap berada di kamar sebab harus menyusui anak pertamanya yang masih berumur 10 bulan.

Ketika Soekarno masuk ke kamar dan memintanya berkemas, Fatmawati menurut. Tak lupa ia memasak susu terlebih dulu untuk anaknya.

Dituturkan oleh Soekarno bahwa anak pertamanya memang biasa minum formula air susu ibu atau ASI dan susu biasa.

Karena siatuasi saat itu sangat tegang dan terburu-buru, Fatmawati lupa membawa air susu yang sudah direbusnya.

5. Soekarno Hatta diangkut menggunakan truk tentara

Dari rumahnya Soekarno dan Hatta diangkut oleh para pemuda menggunakan mobil Fiat. Namun di suatu daerah mereka dipindahkan ke sebuah truk.

Truk itu disita dari garnisun PETA di Jakarta. Oleh Soekarno truk itu disebut mirip kerangka besi raksasa.

Fatmawati dan Guntur duduk di sebelah supir, sedang Soekarno, Hatta, dan 20 pemuda yang menculik mereka jongkok di belakang.

6. Soekarno Hatta diturunkan di tengah sawah

Menjelang pukul sembilan pagi Soekarno Hatta sampai di sebuah desa yang dinamakan Rengasdengklok.

Mereka kemudian diturunkan di tengah sawah. Mereka kemudian berjalan menuju sebuah gubuk bambu sebelum kemudian pindah ke masjid.

Ketika situasi dipastikan aman Soekarno, Hatta, dan rombongan dibawa ke sebuah rumah yang jauh dari jalan.

Rumah itu milik seorang petani Tionghoa. Setelah ditemui oleh salah satu pemuda, sang pemilik bersedia meminjamkan rumahnya.

7. Soekarno menertawakan ulah para penculiknya

Menurut kabar yang diterima oleh para pemuda, pemberontakan besar akan terjadi di Jakarta pada tanggal 16 Agustus 1945.

Namun, Soekarno menyangkal. Menurutnya tidak terlihat pasukan dalam jumlah besar, tidak ada bom, juga tidak ada aksi bumi hangus terhadap fasilitas milik Jepang.

Kata-kata Soekarno itu dibenarkan oleh Ahmad Soebarjo yang datang untuk menjemputnya.

Dalam perjalanan menuju rumah Soekarno, rombongan melintas di daerah Klender. Dari jauh terlihat api sedang berkobar.

Sukarni, salah seorang penculik memainkan pistolnya dan meloncat-loncat di tempat duduknya.

“Ha,” pekiknya, “Lihatlah! Itu sudah mulai. Revolusi sedang berkobar persis seperti yang kami janjikan. Jakarta sudah terbakar.

Ketika rombongan mendekati kobaran api itu untuk memeriksa, terlihat seorang petani kurus, berbadan kecil, dan berpakaian compang-camping sedang membakar jerami.

Soekarno pun menoleh kepada Sukarni dan menertawakannya.***

Editor: Anas Bukhori

Tags

Terkini

Terpopuler