UTARA TIMES - Kota Tua atau yang akrab disebut KOTU oleh kawula muda ini, terletak di sekitaran sungai Ciliwung.
Dihiasi bangunan-bangunan berarsitektur gaya Belanda, kota ini memiliki daya tarik tersendiri.
Di Kota Tua terdapat museum yang diberi nama museum Fatahillah. Nama Fatahillah diambil dari nama petinggi kerajaan Demak yang telah menaklukan kerajaan hindu.
Baca Juga: 5 Menu Sarapan Berbahan Dasar Roti yang Mudah, Cepat, dan Lezat
Pada saat itu, Kesultanan Demak mengirim pasukannya untuk menyerang pelabuhan Sunda Kelapa, yang terjadi pada tahun 1526. Dari kekuasaan Kerajaan Hindu
Pada tahun berikutnya yaitu 1527, kata tersebut diganti namanya menjadi Jayakarta. Kota tersebut sudah memiliki pelabuhan saat itu.
Pada tahun 1619, Jayakarta diserang dan ditakukan oleh Jan Pieterszoon Coen dan mengubah nama Jayakarta menjadi Batavia sebagai bentuk penghormatan kepada leluhurnya yaitu bangsa Belanda.
Baca Juga: Mudahnya Berkarir di Kapal Pesiar. Ikuti Tahapan-tahapan Ini!
Saat itulah sebutan ‘Betawi’ terbentuk. Berangkat dari penaklukan kota Jayakarta dan pengubahan namanya menjadi Batavia, dan orang-orangnya disebut ‘Batavieren’ atau ‘Betawi’
Kota ini telah diperluas pada hingga ke arah Ciliwung, dipenuhi bangunan-bangunan ala kolonial Belanda dan dipisahkan oleh kanal-kanal.
Pada tahun 1650, pembangunan kota ini selesai dan dijadikan kantor pusat VOC di Hindia Timur.
Baca Juga: Resign atau Bertahan, Kamu yang Tentukan
Pada akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18, terjadi wabah tropis yang menyebabkan banyak orang terjangkiti virus. Hal ini disebabkan oleh sanitasi yang buruk dan kanal-kanal yang tercemar.
Kota Tua telah mengalami perluasan wilayah sejak tahun 1835 hingga 1870.
Kota Tua, pada masanya bisa dikatakan sebagai pusat kehidupan. Disana dulunya telah dibangun berbagai bangunan penting yang memgatur perdagangan Hindia Belanda.
Baca Juga: Lirik Lagu Bella Ciao, Soundtrack La Casa de Papel
Terdapat balai desa, bank, dan berbagai tempat penting lainnya. Tidak heran jika Batavia, atau Kota Tua sekarang ini dipenuhi oleh bangunan-bangunan penting yang megah ala kolonial Belanda.***