UTARA TIMES – Hari ini dalam sejarah di Indonesia, sosok Mohammad Natsir lahir di Alahan Panjang, Sumatra Barat, 17 Juli 1908 dan meninggal di Jakarta, 6 Februari 1993 pada umur 84 tahun.
Pada hari ini Mohammad Natsir tepat menginjak usia 113 tahun, kali ini Utara Times akan mengenang hari kelahiran dan kisah tokoh ulama, politisi, wartawan, dan pejuang kemerdekaan Indonesia serta gagasanya dalam menyatukan NKRI lewat gagasanya Mosi Integral.
Kesederhanaan Mohammad Natsir tidak saja soal kemeja bertambalan, tapi juga soal rumah. Di Jakarta, Natsir tidak punya rumah. Pendiri partai Masjumi ini menumpang di rumah sahabatnya, Prawoto Mangkusasmito di Tanah Abang.
Baca Juga: Doa Untuk Kedua Orang Tua Sebagai Salah Satu Bentuk Berbakti Terhadap Kedua Orang Tua
Saat menjabat sebagai Perdana Menteri (PM), 1950, Natsir pindah ke rumah dinas di jalan Pegangsaan.
Setelah tidak menjadi PM, sekretarisnya Maria Ulfa menyerahkan dana taktis sebagai PM, namun Natsir menyerahkan semua dana itu ke koperasi karyawan, tanpa mengambilnya sedikit pun, Mobil dinas dan sopir pun langsung dikembalikan.
Natsir pulang dengan sepeda ontelnya. Sebagai pemimpin partai Islam Masyumi, peran besar Natsir dalam menyatukan kembali Indonesia dalam beberapa negara bagian, banyak dilupakan.
Natsir yang ketika itu ketua Fraksi Masyumi di parlemen sementara, memperjuangan mosi, yang kemudian dikenal dengan nama Mosi Integral Natsir.
Mosi ini muncul sebagai reaksi Natsir atas hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda, 1949.