Sejarah Idul Adha atau Lebaran Haji: Penyembelihan Hewan Qurban sebagai Sarana Mendekatkan Diri kepada Allah

- 20 Juli 2021, 20:04 WIB
Ilustrasi kondisi Arab klasik tempat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail berhuni
Ilustrasi kondisi Arab klasik tempat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail berhuni /Pixabay/Free-Photos/

UTARA TIMES – Pada tanggal 10 Dzulhijjah setiap tahunnya, umat Islam merayakan Idul Adha. Kata Idul Adha berasal dari kata id dan adha. Id berakar pada kata “aada yauudu” yang memiliki arti dasar menengok atau menjenguk atau kembali.

Disebut demikian karena hari raya terus kembali berulang setiap tahunnya. Di Indonesia, Id kerap disamakan artinya dengan "ayyada", yakni berhari raya. Sedangkan kata adha bermakna 'qurban'.

Dengan demikian, Idul Adha berarti kembali melakukan penyembelihan hewan qurban atau kerap disebut istilah Hari Raya Qurban. Idul Adha juga dikenal sebagai Lebaran Haji. Sebab, di saat yang sama, umat Islam dari pelbagai penjuru dunia juga tengah menunaikan ibadah haji di Tanah Suci.

Baca Juga: 27 Ekor! Raffi Ahmad Kurban Kambing dan Sapi: Gak Nyangka, Kok Sapinya Gede-gede?

Kata qurban berasal dari bahasa Arab "qurban" dari akar kata "qaraba, yaqrabu" yang berarti pendekatan. Mengutip buku berjudul Rahasia & Keutamaan Hari Jumat karya Komarudin Ibnu Mikam, disebutkan bahwa berqurban berarti melakukan sesuatu yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Idul Adha atau Hari Raya Qurban ini ditandai dengan penyembelihan hewan qurban di seluruh dunia sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah. Daging qurban itu kemudian disalurkan kepada masyarakat umum.

Sebagaimana penuturan Al-Hasan bin Ali, "Rasulullah SAW memerintahkan kami dalam 'idlain (Idul Fitri dan Idul Adha) agar memakai pakaian terbagus yang kami miliki, memakai minyak wangi terbaik yang kami miliki, dan berqurban pada hari raya Idul Adha dengan binatang qurban termahal dari apa yang kami miliki." (HR. Al-Hakim)

Baca Juga: Peristiwa Hari Ini Dalam Sejarah di Dunia tanggal 20 Juli, Pendaratan Viking 1 Berlangsung Sukses di Mars

Perintah berqurban sendiri berkaitan dengan kisah ketulusan dan totalitas dalam berqurban di dalam mengarungi kehidupan oleh Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail. Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putranya, Ismail.
Kala itu, Ibrahim telah berusia senja dan Ismail mencapai usia remaja.

Halaman:

Editor: Mutohirin

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah