Sejarah 1 Agustus Jelang HUT RI ke-76, Hari Kelahiran K.H Ahmad Dahlan, Pendiri Muhammadiyah

- 28 Juli 2021, 07:58 WIB
Ahmad Dahlan, ulama dan perintis Muhammadiyah.
Ahmad Dahlan, ulama dan perintis Muhammadiyah. /Tangkapan layar kanal YouTube Pinter Politik TV

UTARA TIMES – Dalam sejarah tanggal 1 Agustus menjelang HUT RI ke-76, tepatnya pada tanggal 1 Agustus 1868 K.H Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis lahir di Yogyakarta.

K.H Ahmad Dahlan adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang merupakan pendiri Muhammadiyah yang dibentuk Pada tahun 1912 di kampung Kauman, Yogyakarta.

Organisasi Muhammadiyah dibentuk dengan tujuan melaksanakan cita-cita pembaharuan Islam di Indonesia.

Baca Juga: Simak Kunci Jawaban Kelas 4 SD Tema 1 Halaman 8 9 11 12, Bertajuk Keanekaragaman Budaya Bangsaku.

K.H Ahmad Dahlan ingin melakukan pembaharuan dalam cara berfikir dan beramal sesuai dengan tuntunan agama Islam.

K.H Ahmad Dahlan juga menetapkan bahwa organisasi Muhammadiyah bukanlah Organisasi politik, melainkan bersifat sosial dan juga bergerak di bidang Pendidikan.

Dia adalah putra keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H Abu Bakar. K.H Abu Bakar adalah seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu.

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 28 Juli 2021: Dewa Marah Besar terhadap Arman

Ibu dari K.H Ahmad Dahlan adalah puteri dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada masa itu.

Nama kecil K.H Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwisy. Dia merupakan anak keempat dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhan saudaranya perempuan, kecuali adik bungsunya.

Dia termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, salah seorang yang terkemuka di antara Walisongo, yaitu pelopor penyebaran agama Islam di Jawa.

Baca Juga: Lirik dan Chord Lagu Mengheningkan Cipta Karya T. Prawit, Dinyanyikan Saat Upacara Bendera 17 Agustus 2021

Pada umur 15 tahun, dia pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun. Pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha dan Ibnu Taimiyah.

Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun 1888, ia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan. Pada tahun 1903, ia bertolak kembali ke Mekah dan menetap selama dua tahun.

Pada masa ini, dia sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri NU, K.H Hasyim Asyari.

Baca Juga: Simak Kunci Jawaban Kondisi Geografis Pulau Jawa dalam Buku Tema 1 Kelas 5 SD Subtema 1 Halaman 32

Sepulang dari Mekkah, dia menikah dengan Siti Walidah, sepupunya sendiri, anak kiai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawanan Nasional dan pendiri Aisyiyah.

K.H Ahmad Dahlan meninggal pada tahun 1923 dan dimakamkan di pemakaman Karangkajen, Yogyakarta

Berkat jasa-jasa K.H Ahmad Dahlan dalam membangkitkan kesadaran bangsa melalui pembaharuan Islam dan pendidikan di Indonesia.

Baca Juga: Intip Kunci Jawaban Kelas 4 SD Tema 1 Halaman 8 9, Bertajuk Keanekaragaman Budaya Bangsaku

Maka Pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional dengan surat Keputusan Presiden no. 657 tahun 1961.***

 

Editor: Rosma Nur Riana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah