Sejarah Lengkap Kesultanan Cirebon yang Didirikan Sunan Gunung Jati

- 23 Maret 2022, 14:05 WIB
Gerbang menuju makam utama leluhur  raja-raja Kesultanan Cirebon.
Gerbang menuju makam utama leluhur raja-raja Kesultanan Cirebon. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

UTARA TIMES – Sejarah lengkap Kesultanan Cirebon yang didirikan oleh Sunan Gunung Jati yang merupakan anak dari Rara Santang dengan Hud Mesir.

Dalam sejarah lengkap, Sunan Gunung Jati adalah cucu dari Prabu Siliwangi dengan Nyai Subang Larang yang merupakan orang tua dari ibunya Rara Santang.

Menurut cerita sejarah yang beredar di masyarakat, Sunan Gunung Jati menyebarkan agama islam di wilayah Jawa tepatnya di Cirebon.

Baca Juga: Hasil Swiss Open 2022 : Ganda Campuran Praveen dan Melati Tersingkir Lebih Awal

Kemudian di sini Sunan Gunung Jati dengan pamannya bernama Walangsungsang yang biasa dikenal Pangeran Cakrabuana mendirikan Kesultanan Cirebon.

Dilansir Utara Times dari Portal Majalengka, bahwa pada masa pemerintahan Sunan Gunung Jati, selain perluasan wilayah juga dilakukan pembangunan sarana dan prasarana dibangun untuk menjadikan Caruban sebagai pusat peradaban Islam.

Upaya pembangunan tersebut bertujuan meningkatkan ekonomi masyarakat, membuat akses sosial ekonomi masyarakat, keamanan masyarakat, membuka jaringan internasional, dan membuat pusat peradaban Islam.

Baca Juga: Bercita-Cita Menjadi Polisi? Simak Berkas Persyaratan Pendaftaran Taruna Akpol 2022 Berikut Ini

Adapun 5 pembangunan yang menjadikan Cirebon sebagi pusat peradaban diantaranya yaitu:

  1. Pada tahun 1483, keraton lama Dalem Pakungwati yang dulu dibangun oleh Cakrabuwana diperluas dan ditambah dengan bangunan-bangunan pelengkap juga tembok keliling setinggi 2,5 meter dengan ketebalan 80 cm pada areal tanah seluas 20 hektar.

Selanjutnya, untuk keamanan diba- ngun tembok setinggi 2 meter mengelilingi ibukota, meliputi areal seluas 50 hektar.

Tembok keliling itu tentu saja dilengkapi dengan pintu gerbang, yang salah satu dari pintu gerbang itu diberi nama Lawang Gada;

Baca Juga: Bagamana Cara Mendaftar UTBK SBMPTN 2022? Cek Langkah dan Proses Pendaftarannya Di Sini

  1. Pembangunan pangkalan perahu yang terletak di sebelah tenggara keraton di tepi Sungai Kriyan.

Pangkalan perahu itu dilengkapi dengan gapura yang disebut Lawang Sanga, bengkel perahu, istal kuda kerajaan, dan pos-pos penjagaan.

Tujuan dibangun adalah untuk memperbaiki kapal-kapal yang rusak dan sebagai pintu utama penjagaan dan keamanan.

 (3) Di pelabuhan Muara Jati dilakukan perbaikan dan penyempurnaan bangunan-bangunan untuk fasilitas pelayaran seperti mercu suar yang dulu dibuat oleh Ki Ageng Tapa dengan dibantu oleh orang-orang Cina.

Baca Juga: Kabar Gembira! Seleksi UTBK SBMPTN Resmi Dibuka Hari Ini, Cek Syarat Pendaftarannya Di Sini

Di pelabuhan ini dibangun pula bengkel untuk memperbaiki perahu berukuran besar yang mengalami kerusakan dengan memanfaatkan orang-orang Cina ahli pembuat Jung yang dahulu dibawa oleh Laksamana Cheng Ho.

Pelabuhan Muara Jati pada masa itu merupakan pasar tempat transaksi perda- gangan rempah-rempah, beras, hewan potong, dan tekstil. Oleh sebab itu, di sekitar Muara Jati banyak pedagang asing bermukim seperti dari Cina dan Arab.

  1. Pembangunan sarana transportasi dilaksanakan sebagai upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Rahasia Terkuak! Radit Tahu Tiara Telah Menikah, Aku Bukan Wanita Pilihan Tayang 23 Maret 2022

Untuk itu dibangunlah sarana transportasi penunjang pelabuhan laut berupa saluran transportasi melalui sungai dan jalan darat.

Mengenai jalan darat, pembangunan jalan besar dimulai dari alun- alun keraton Pakungwati ke pelabuhan Muara Jati.

Pembangunan jalan itu tujuannya agar para pedagang asing atau para utusan dari kerajaan lain yang masuk ke pelabuhan Muara Jati dapat secara mudah bertemu dengan Sunan Gunung Jati apabila mereka mau menghadap atau membicarakan sesuatu.

Baca Juga: Ucapan Ramadhan 2022, Kirim Ke Kerabat dan Teman Dekat

  1. Pos Keamanan, untuk menjaga dan memelihara keamanan dibentuk pasukan keamanan yang disebut Pasukan Jagabaya dengan jumlah dan kualitas yang memadai.

Pasukan Jagabaya ini di tempatkan di pusat kerajaan dan tentu saja di setiap wilayah yang sudah dikuasai oleh Kesultanan Cirebon.

Sunan Gunung Jati yang menjadi raja di Kesultanan Cirebon adalah seorang anggota Wali Songo. Sehingga segala aktivitasnya tentu saja tidak terlepas dari upaya menyebarkan agama Islam.

Baca Juga: Simak Jadwal Lengkap Pelaksanaan UTBK SBMPTN 2022 yang Harus Diketahui Pelajar Untuk Mendaftar ke PTN

Untuk itulah, pada tahun 1480,Sunan Gunung Jati mendirikan Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang terletak di samping kiri keraton dan di sebelah barat alun-alun.

Dalam membangun Masjid Agung Sang Cipta Rasa itu, Sunan Gunung Jati dibantu oleh Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga.

Adapun yang menjadi arsitek dari masjid itu ialah Raden Sepat, mantan arsitek Majapahit. Sunan Gunung Jati menjadikan masjid sebagai pusat dakwah Islam, oleh karena itu di setiap wilayah bawahan Cirebon dibangun masjid jami.

Baca Juga: Kabar Gembira! Seleksi UTBK SBMPTN Resmi Dibuka Hari Ini, Cek Syarat Pendaftarannya Di Sini

Sebagai pemimpin politik dan agama, Sunan Gunung Jati  membentuk sistem dan struktur kenegaraan yang didasarkan pada paham kekuasaan religius.

Adapun esensi dari paham kekuasaan religius adalah meletakan kekuasaan politik pada karakter adiduniawi dan adimanusiawi.

Mosi pemerintahan Sunan Gunung Jati bentuknya merupakan perpaduan    antara    sistem    pengelolaan negara dengan dakwah agama Islam sehingga aspek-aspek pemerintahan, pengendalian masyarakat, dan pengembangan agama menyatu menjadi bagian yang tidak terpisahkan.

Baca Juga: Hasil Swiss Open 2022 : Ganda Campuran Praveen dan Melati Tersingkir Lebih Awal

Demikian informasi mengenai sejarah lengkap Kesultanan Cirebon yang didirikan Sunan Gunung Jati***

Artikel ini pernah tayang di Portal Majalengka dengan judul KISAH Sunan Gunung Jati Cucu Prabu Siliwangi Membangun Kesultanan Cirebon

Editor: Nur Umar

Sumber: Portal Majalengka


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah