Baca Juga: 2 Link Live Streaming Final FIBA Asia Cup 2022: Libanon vs Australia Malam Ini Mulai Pukul 20:00 WIB
Hal ini didasarkan pada Baiat Aqabah kedua yang terjadi pada bulan Dzul Hijjah. Ketika baiat tersebut, hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah telah disepakati. Bahkan, sebagian sahabat telah berangkat ke Madinah mendahului Nabi Muhammad SAW.
Oleh karena itu hijrah dihitung setelah ada kebulatan tekad dan kesepakatan untuk melakukannya, bukan pada pelaksanaannya.
Sistem penanggalan Islam yang ditetapkan pada masa kekhalifahan sahabat Umar bin Khattab, pada tahun ke-16 Hijriyah—16 tahun setelah peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad.
Sebelum ada kalender Hijriyah, umat Islam terkadang menggunakan Tahun Gajah atau peristiwa-peristiwa besar lainnya dalam sejarah peperangan orang Arab sebagai patokan penanggalan.
Baca Juga: LIVE INDOSIAR! Ini Link Streaming Bhayangkara FC Vs Persib Bandung, Tinggal Klik!
Penetapan kalender Hijriyah oleh sahabat Umar bin Khattab bukan tanpa perbandingan dengan sistem penanggalan yang sudah ada. Sahabat Umar pernah membandingkan sistem penanggalan Hijriyah dengan kalender Persia dan Romawi. Hasilnya, kalender Hijriyah lebih cemerlang dari pada kalender Persia dan Romawi karena kalender Islam telah menerjemahkan peristiwa besar dalam sejarah dunia, yaitu hijrahnya Nabi Muhammad ke Kota Madinah.
Selain itu, ada ‘misi khusus’ dibalik Umar bin Khattab membuat kalender baru tersebut, yakni persatuan Arab di bawah naungan Islam. Demikian disebutkan Muhammad Husain Haekal dalam bukunya Umar bin Khattab (2015). Misi Umar tersebut semakin kokoh manakala pasukan umat Islam berhasil membebaskan beberapa wilayah di luar semenanjung Arab; menaklukkan beberapa daerah seperti Kisra, Kaisar, Madain, dan Yerusalem—hingga mendirikan Masjidil Aqsa di samping Gereja Anastasis.
Demikianlah ulasan mengenai sejarah singkat mengenai bulan Muharram ditetapkan sebagai awal tahun Hijriyah.***