Tentara Belanda menyebarkan propaganda bahwa tentara Indonesia sudah tidak ada, hal itu memicu kemarahan masyarakat Indonesia.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, lantas mengirimkan surat kepada letnan jenderal Soedirman untuk meminta izin diadakannya serangan.
Jendral Soedirman menyetujui dan meminta dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX berkordinasi dengan Letkol Soeharto soal rencana serangan.
Soeharto yang kala itu menjabat sebagai komandan Brigade 10/wehrkreise lll.
Dalam peristiwa serangan umum 1 Maret 1949, Letnan jendral Soedirman memimpin operasi Gerilya Rakyat Semesta.
Letnan Jendral Soedirman memberi instruksi agar melakukan serangan balik, untuk membuktikan bahwa tentara Indonesia masih ada dan kuat.
Baca Juga: 10 Tanggal Lahir Bermental Baja, Bakal Sukses dan Banyak Rezeki di Tahun 2023
Untuk melakukan serangan balik, rapat antara petinggi militer dan pimpinan daerah sipil digelar.
Hasil dari rapat tersebut menghasilkan untuk melakukan serangan balik pada tanggal 1 Maret 1949 pukul 06.00 WIB.