UPDATE! Khutbah Jumat Edisi Bulan Muharram 1443 H Tahun Baru Islam

12 Agustus 2021, 17:40 WIB
Ilustrasi keutamaan amalan dan peristiwa penting bulan muharram dalam khutbah Jumat singkat tahun 2021. /pexels/khats cassim

UTARA TIMES- Ibadah Jumat adalah ibadah yang dilaksanakan seminggu sekali. Dalam ibadah tersebut akan ada yang namanya khutbah Jumat sebelum melaksanakan salat berjamaah.

 Berikut naskah khutbah Jumat terbaru dalam menyambut tahun baru Islam tahun 1443 H.

Tanpa basa-basi, berikut naskah khutbah Jumat di awal tahun Hijriyah. Untuk Khutbah Jumat ini dikutip Utara Times dari laman Kabar Lumajang, yang membahas tentang makna di balik tahun baru Islam berikut ini.

Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Perjalanan waktu seolah begitu cepatnya berjalan. Hari ke pekan, minggu ke bulan, bergerak ke tahun. Seperti hitungan detik.

Baca Juga: Khutbah Idul Adha 2021, Meneladani Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail

Seolah baru kemarin kita anak-anak, sekolah, remaja, berumah tangga. Dan kini tahu-tahu sudah punya anak bahkan cucu.

Akselerasi tahun lama ke tahun baru berikutnya sedemikian cepatnya. Sehingga kita sekarang berada di penghujung tahun 1441 Hijriyah, dan memasuki tahun baru 1442 Hijriyah.

Hal ini menunjukkan semakin berkurangnya waktu hidup kita di dunia dan mengingatkan semakin dekatnya usia kita menuju alam akhirat.

Maka, menjadi waktu terbaik untuk selalu introspeksi diri atas segala amal yang telah kita kerjakan, agar selalu semakin lebih baik dan lebih baik lagi.

Baca Juga: Teks Khutbah Idul Adha 2021 Singkat tentang Kesabaran Menghadapi Covid-19

Allah mengingatkan kita di dalam ayat-Nya:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok [akhirat], dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS Al-Hasyr [59]: 18).

Kita harus selalu berprinsip bahwa semakin tambah umur, harus semakin baik pula amal kebaikannya. Seperti Rasulullah sebutkan di dalam haditsnya:

Artinya: “Sebaik- baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan bagus amalnya dan seburuk-buruk manusia adalah orang yang panjang umurnya dan buruk amalnya.” (HR. Ahmad, Turmudzi dan Hakim).

 Baca Juga: Khutbah Jumat Terbaru 2021: Keutamaan Bulan Dzulqa’dah dan Peristiwa Penting di Dalamnya

Hadirin yang berbahagia

Karunia waktu adalah sesuatu yang sangat berharga bagi kita seorang Muslim. Bahkan lebih berharga daripada harta dunia yang kita miliki.

Karena harta dunia apabila hilang maka masih bisa kita cari. Sementara waktu apabila telah berlalu tidak mungkin untuk kembali lagi.

Sehingga tidak ada yang tersisa dari waktu yang telah lewat kecuali apa yang telah dicatat oleh malaikat. Baik buruk, besar kecil, semua tercatat sebagai amal kita.

Maka sungguh betapa ruginya orang yang tidak memanfaatkan waktunya untuk selalu menambah amal kebajikan, apalagi jika kemudian malah dipenuhi dengan kemaksiatan demi kemaksiatan.

Rugilah kita jika tidak memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya melalui ibadah, amal shalih dan berbagai kegiatan manfaat.

Baca Juga: Amalan Menulis Lafadz Bismillah di Awal Muharram, Tidak Banyak yang Tahu! Inilah tata caranya

Allah mengingatkan kita tentang waktu dalam Surat Al-Ashr.

Artinya: ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya mentaati kebenaran dan saling menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS Al-‘Ashr: 1-3).

Hadirin rahimakumullah

Momen hijrah Nabi dari Makkah menuju Madinah sebagai awal penghitungan kalender Islam atau Tahun Baru Hijriyah, mengandung makna yang sangat dalam.

Hijrah mengandung makna tekad untuk terus maju dalam kebaikan, semangat perjuangan menegakkan kalimah Allah, perencanaan yang matang, dan kerja keras ke arah tujuan yang jelas, ridha Allah.

Tujuan akhir ridha Allah, harus dimulai dengan niat awal karena Allah pula. Itulah maka, hadits yang berkaitan dengan hijrah disandingkan dengan niat.

Dari niat ikhlas semata karena Allah itu, akan terus terpelihara perjuangan, ikhtiar, pengorbanan, keteguhan prinsip, keseriusan, kesabaran, dan keistiqomahan.

Program yang kita proyeksikan selalu dikaitkan dengan Allah, dengan akhirat.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyebutkan di dalam hadits:

Artinya: “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan.

Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya.

Baca Juga: Sambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 H, Inilah 7 Amalan Sunnah LENGKAP yang Dianjurkan untuk Dikerjakan

Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.”

Hadirin yang Allah muliakan

Peristiwa hijrah merupakan tonggak perjuangan umat Islam untuk selanjutnya mereka tidak hanya dikagumi oleh kawan tapi juga disegani oleh lawan.

Dengan totalitas hijrah ini, umat Islam tampil kokoh dan solid, teguh tapi sekaligus kasih sayang, tegar sekaligus lembut.

Mereka dipersaudarakan karena Allah dalam satu komunitas berjamaah, perjuangan jihad dan dakwah, nasihat dan tarbiyah.

Mereka kuat dan solid karena berkumpul bukan sebab harta, usaha, bisnis, apalagi kepentingan politik.

Namun berkumpulnya semata-mata karena panggilan jihad, panggilan tarbiyah sekaligus panggilan untuk sama-sama beribadah.

Itulah teladan “Assabiquunal awwalun” yang Allah gambarkan pada ayat:

Artinya: “Dan orang-orang yang terdahulu yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.

Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (Q.S. At-Taubah [9]: 100).

Baca Juga: 1 Muharram 1443 Hijriyah atau Tahun Baru Islam 2021, Berikut Ini Keutamaan dan Amalan-Amalan di Bulan Muharram

Untuk itu, marilah kita jadikan Tahun Baru Hijriyah 1443 ini sebagai momentum perbaikan terus-menerus dalam amal ibadah kita, baik yang bersifat individu maupun sosial. Terlebih jika itu menyangkut juang umat, tarbiyah, dakwah dan jihad.

Maka marilah kita koreksi diri kita, sudahkah kita berkontribusi lebih maksimal lagi, sesuai apa yang Allah karuniakan kepada kita.

Sebab semua akan ada pertanyaan dan pertanggungjawabannya atas apa-apa yang kita miliki.

Harta, ilmu, fasilitas, makanan, kendaraan dan semua yang kita akui sebagai milik kita, akan ada konsekuensinya di hadapan Allah.

Dan Allah tidak menulis apa-apa yang kita khayalkan, ingin ini ingin begitu, tetapi wujud nyata amal sholehnya. Itulah hakikat amal kita.

Hijrah dari Dunia Oriented menjadi Akhirat Oriented, itulah hijrah kita. Hijrah dari haram dan riba menuju yang halalan thayyiban.

Hijrah dari segala keburukan menuju kebaikan. Hijrah dari perpecahan menuju persatuan umat atau berjama’ah.

Kalau kita arahkan untuk akhirat, untuk ridha Allah, insya-Allah segala urusan dunia Allah bereskan. Seperti digariskan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:

Artinya: “Barangsiapa yang niatnya untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk padanya. Barangsiapa yang niatnya hanya untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.” (H.R. At-Tirmidzi).

Semoga seiring tahun baru Hijriyah ini, Allah perbaiki amal-amal kita, agama kita, urusan dunia dan akhirat kita. Hingga mendapatkan ridha dan ampunan-Nya. Aamiin.

Itulah khutbah Jumat tentang makna di balik tahun baru Islam 1443 H. selamat menunaikan ibadah Jumat bagi kaum muslim khususnya agama Islam.***

Editor: Nurmaya

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler