Hadits-Hadits Tentang Keutamaan Bulan Sya’ban yang Perlu Diketahui, Simak Uraiannya

5 Maret 2022, 03:40 WIB
Hadits-Hadits Tentang Keutamaan Bulan Sya’ban yang Perlu Diketahui, Simak Uraiannya /pixabay/chiplanay

 

UTARA TIMES- Memasuki bulan sya’ban, umat Islam di Indonesia dapat melakukan berbagai macam amalan seperti berdoa bersama maupun berpuasa. Terdapat keutamaan-keutamaan atau fadilah apabila melakukannya. Terlebih lagi jika dilakukan pada malam nisfu sya’ban.

Terdapat rujukan atau dasar hukum yang dapat digunakan untuk melakukan setiap amalan, salah satunya adalah hadits.

Namun perlu dicatat, agar mengetahui terlebih dahulu kualitas hadits yang akan digunakan sebagai rujukan. Apakah itu hadits dha’if, hasan, atau sahih.

Hadits sahih merupakan hadits yang sanadnya bersambung, tidak lemah hafalannya, tidak terdapat syadz dan illat, serta diriwayatkan oleh perawi yang berkualitas.

Sedangkan, hadits hasan hampir mirip dengan hadits sahih namun perbedaannya hanyalah kualitas hafalan perawinya tidak sekuat hadits sahih. Sebaliknya, hadits dha’if adalah hadits yang tidak sesuai dengan kriteria hadits hasan dan sahih.

Baca Juga: Beredar Video Diduga Tangan Tangmo Nida Melambai di Bawah Perahu Sebelum Tewas Viral di Tiktok

Sehingga, hadits sahih memiliki kualitas yang lebih tinggi dan hadits hasan berada di bawahnya. Kedua hadits tersebut dapat digunakan sebagai sumber hukum. Lain halnya dengan hadits dha’if yang tidak dapat dijadikan sebagai sumber hukum.

Berikut beberapa hadits keutamaan bulan sya’ban yang dapat dijadikan rujukan.

Hadits Pertama

“Dari Ummi Salamah dari Nabi SAW, sesungguhnya Nabi SAW tidak pernah berpuasa (sunnah) sebulan penuh dalam setahun kecuali pada bulan sya’ban melanjutkannya dengan puasa Ramadhan.” (Sunan Abu Dawud Nomor 2048)

Hadits Kedua

Baca Juga: Link Twibbon Hari Kostrad 2022, Desain Paling Keren dan Super Kece

“Dari Aisyah Umm al-Mukminin RA bahwa ia berkata: Rasulullah SAW melakukan puasa sunnah sehingga kami mengatakan, beliau tidak pernah berbuka. Dan beliau berbuka (tidak puasa) sehingga kami mengatakan ‘beliau tidak pernah berpuasa’. Saya tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa satu bulan penuh selain di bulan ramadhan dan saya tidak melihat beliau lebih banyak berpuasa (sunnah) selain di bulan sya’ban.” (Sahih Muslim II/809, Sunan Abu Dawud I/740, al-Muwatta’ Malik III/444)

Hadits Ketiga

“Dari Abu Hurairah ia berkata Rasulullah SAW bersabda, apabila selesai separuh bulan sya’ban maka tidak ada puasa sampai datang bulan Ramadhan.” (Sunan Ibn Majah I/528, Sunan at-Tirmizi III/115, Sunan Abu Dawud I/713, Sunan al-Baihaqi IV/209, Mujam al-Ausat VII/65, Sahih ibn Khuzaimah III/282, Sunan ad-Darimi II/29)

Maksud dari hadits ini adalah seseorang yang memulai puasa di pertengahan bulan sya’ban dilarang melakukan puasa setelah pertengahan bulan sya’ban.

Namun, apabila sejak awal atau sebelum pertengahan sya’ban sudah berpuasa, maka hal tersebut tidak dilarang.***

 

 

Editor: Anas Bukhori

Sumber: Hadist

Tags

Terkini

Terpopuler