Teks Khutbah Jumat Terbaru tentang Akhlak terhadap Orang Tua

12 Maret 2022, 09:40 WIB
Khutbah Jumat Terbaru tentang Akhlak terhadap Orang Tua /Pixabay.com/ broamer_merta/

UTARA TIMESKhutbah Jumat terbaru ini membahas tentang akhlak terhadap orang tua.

Dalam teks khutbah Jumat terbaru ini disebutkan bahwa akhlak terhadap orang tua adalah suatu keniscayaan.

Seorang anak haruslah memperlakukan orang tua dengan berpedoman pada kaidah akhlak yang mulia.

Ia harus menghormati orang tua, memperlakukan mereka dengan lembut dan penuh kesopanan, tidak membentak ataupun berkata kasar, serta mendoakan keduanya.

Itulah cuplikan teks khutbah yang Utara Times kutip dari Kumpulan Naskah Khutbah Jum’at Aktual yang disusun oleh Dirjen Bimas Islam Kemenag RI. Adapun teks versi lengkapnya sebagai berikut:

Baca Juga: Khutbah Jumat Terbaru 2022 Simpel : Peristiwa pada Hari Akhir

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah menganugerahkan nikmat-Nya kepada sekalian manusia.

Nikmat iman dan kesehatan yang sekarang dirasakan adalah bagian dari nikmat-Nya, dan tak pemah kita bisa mencoba untuk menghitung nikmat tersebut, karena sesungguhnya nikmat Allah itu tidak akan pemah dapat terhitung oleh hitungan matematis manusia.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad saw, sebagai penyelamat umat manusia dari jurang kehinaan dan kenistaan menuju alam penuh berkah dan keselamatan dalam nuansa Islam.

Semoga hal tersebut juga tercurahkan atas keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa taat dan patuh menjalankan sunnah Rasulullah SAW sampai akhir zaman kelak, amien.

Dalam khutbah ini, khatib berpesan kepada diri sendiri dan para kaum muslimin sekalian yang hadir untuk tetap senantiasa secara konsisten, komitmen dan kontinyuitas dalam keadaan bertaqwa kepada Allah SWT, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi bahkan meninggalkan segala yang dilarang oleh Allah.

Pada kesempatan ini, kita akan sama-sama mempelajari sebagian ilmu agama yang semoga dapat bermanfaat bagi khatib dan para hadirin semuanya.

Maka akan khatib sampaikan khutbah tentang AKHLAK TERHADAP ORANG TUA.

Jamaah Jumat yang berbahagia

Akhlak merupakan salah satu indikator tercapainya kesempumaan iman seseorang, yaitu tingginya nilai akhlak baik dan berbudi pekerti luhur.

Sedangkan iman sendiri merupakan sesuatu yang paling tinggi nilainya di sisi Tuhan.

Ia merupakan kekayaan yang tak temilai harganya karena ia merupakan landasan dari segala-galanya dalam setiap langkah aktivitas hidup dan kehidupan manusia, dapat juga dikatakan seorang muslim yang akhlaknya mulia, orang tersebut tebal imannya.

Sebaliknya seseorang yang buruk budi pekertinya, tergolong orang yang tipis imannya.

Orang yang paling baik adalah orang yang baik budi pekertinya terhadap istri-istrinya dan anak-anaknya juga kepada keluarganya.

Hal ini dapat dimengerti karena keluarga yang paling kecil itu terdiri dari suami dan isteri. Suami sebagai kepala rumah tangga.

Hal ini berlaku juga bagi istri-istri, sama halnya perintah Tuhan terhadap orang-orang lelaki yang beriman, perintah tersebut bukan hanya untuk kaum laki-laki saja melainkan juga kaum wanita.

Bagi anak-anak yang belum beristri juga berlaku, yaitu mereka harus berbuat baik kepada orang tua mereka, kakak-kakak, dan adik-adik mereka.

Hadirin yang dirahmati Allah

Setiap orang wajib menghormati orang tua mereka terutama ibu. Hal ini memang sangat logis, dan banyak sekali hadits Nabi yang menerangkan hal ini.

Dari segi akal atau secara rasional dapat melihat betapa sulit dan repotnya seorang dalam rangka mempersiapkan dan menunggu kelahiran anaknya.

Sejak ibu mengandung satu bulan, dua bulan dan seterusnya, biasanya ia merasa mual-mual, ingin muntah dan sebagainya.

Sering kali ia menginginkan sesutu yang kadang-kadang tidak mudah di dapat.

Makin hari kandungannya makin besar, dan makin berat, tidak bisa diletakkan walau sejenak. Kemana ia pergi ia harus membawa beban berat dengan susah payah.

Setelah kandungannya berumur kurang lebih sembilan bulan, biasanya bayi akan lahir, kadang-kadang ia mengalami kesulitan, bahkan kadang-kadang harus dioperasi serta mempertaruhkan jiwanya.

Setelah anaknya lahir ke duania ini dengan selamat, dengan penuh kasih sayang ibu merawat anaknya.

Bila si bayi lapar, disusuinya, hila si bayi huang air besar atau kecil digantikannya pakaian yang kotor atau basah dengan pakaian yang kering dan bersih. Kalau si bayi sakit segera diobatinya.

Sering kali ibu yang mempunyai anak kecil (bayi) tidurnya menjadi berkurang karena sering terbangun untuk merawat dan mengasuh anaknya.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah

Setelah bayi sampai usia sekolah, ia disekolahkan dan dibiayai segala keperluannya.

Demikianlah kasih sayang ibu kepada anaknya. Pantaslah jika ada pepatah yang mengatakan:

"kasih ibu sepanjang }alan, kasih anak sepanjang penggalan ".

Artinya kasih sayang ibu kepada anaknya itu diibaratkan jalan yang tidak ada batas dan tidak ada ujungnya, artinya berlanjut terus.

Tetapi kasih sayang anak terhadap ibunya itu sangat terbatas. Sering kali setelah orang tuanya meninggal, anak menjadi lupa akan jasa-jasa orang tuanya.

Dalam sebuah hadits, Nabi menyatakan:

حدثنا قتيبة بن سعيد حدثنا جرير عن عمارة بن القعقاع بن شبرمة عن أبي زرعة عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: جاء رجل إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال يا رسول الله من أحق الناس بحسن سحابتي؟ قال أمك. قال ثم من؟ قال ثم أمك. قال ثم من؟ قال ثم أمك. قال ثم من؟ قال ثم أبوك. (رواه البخاري)

"Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw, ia bertanya: Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak saya kasihi dengan baik? Rasulullah menjawab: lbumu, kemudian ia bertanya lagi, lain siapa Nabi? Beliau menjawab: ibumu. Kemudian laki-laki itu bertanya pula, lalu siapa lagi Nabi? Beliau menjawab pula: ibumu. Selanjutnya laki-laki itu bertanya pula? Beliau menjawab pula. lbumu. Selanjutnya laki-laki itu bertanya pula. Lalu siapa? Nabi menjawab: kemudian bapakmu ". (HR. Bukhari).

Dalam hadits tersebut di atas digambarkan bagaimana seseorang berbakti kepada ibunya. Sampai di tekankan tiga kali baru disebutkan ayahnya.

Hal ini menunjukkan betapa seseorang harus berbakti kepada ibunya kemudian kepada ayahnya.

Namun demikian perlu dipahami juga bahwa berbuat baik dan berbakti kepada bapak juga harus tetap dilakukan.

Banyak sekali ayat Al-Qur'an yang memerintahkan agar seseorang berbakti kepada orang tuanya, antara lain:

وَوَصَّيۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيۡهِ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُۥ وَهۡنًا عَلَىٰ وَهۡنٖ وَفِصَٰلُهُۥ فِي عَامَيۡنِ أَنِ ٱشۡكُرۡ لِي وَلِوَٰلِدَيۡكَ إِلَيَّ ٱلۡمَصِيرُ

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orangtuanya. !bunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu". (QS. Luqman: 14)

وَوَصَّيۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيۡهِ إِحۡسَٰنًاۖ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُۥ كُرۡهٗا وَوَضَعَتۡهُ كُرۡهٗاۖ وَحَمۡلُهُۥ وَفِصَٰلُهُۥ ثَلَٰثُونَ شَهۡرًاۚ حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُۥ وَبَلَغَ أَرۡبَعِينَ سَنَةٗ قَالَ رَبِّ أَوۡزِعۡنِيٓ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَيَّ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَٰلِحٗا تَرۡضَىٰهُ وَأَصۡلِحۡ لِي فِي ذُرِّيَّتِيٓۖ إِنِّي تُبۡتُ إِلَيۡكَ وَإِنِّي مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ

"Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdo 'a "Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim". (al-Ahqaaf: 15)

Jamaah Jumat yang berbahagia

Demikian besamya peranan orang tua atas anaknya yang dikaruniakan oleh Allah SWT kepada seseorang.

Peranan terbesar dari orang tua terhadap anaknya adalah karena orang tua itu menjadi sebab adanya anak.

Meskipun dengan adanya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) seorang bayi dapat lahir melalui inseminasi buatan atau dengan bayi tabung, tanpa orang tua laki-laki dan perempuan, ayah atau ibu, adalah yang memiliki benih sehingga terjadi kelahiran seorang anak.

Oleh karena itu, anak harus berterima kasih kepada kedua ibu bapaknya yang menjadi perantara, penyebab adanya anak, sesudah berterima kasih kepada Allah yang menciptakan segala sesuatu, termasuk menjadikan manusia.

Terhadap orang tua diharapkan kita selalui berbuat baik dan berbakti, seperti disebutkan dalam Al-Qur'an surat Al Isra' ayat 23-24:

۞وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنًاۚ إِمَّا يَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفّٖ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلٗا كَرِيمٗا ٢٣ وَٱخۡفِضۡ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحۡمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرۡحَمۡهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرٗا ٢٤

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau keduaduanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil. "

Hadirin, Jamaah jumat yang berbahagia

Dari ayat ini jelas terlihat bagaimana adab seorang anak terhadap orang tuanya.

Yang jelas seorang anak harus merendahkan dirinya, berkata yang baik, menyayangi, dan mendo'akan terhadap kedua orang tuanya.

Dan dari ayat ini juga terlihat bahwa: "Allah memerintahkan untuk menyembahNya, kemudian berbuat baik kepada ibu bapak".

Dari tata urutan itu tempat lbu Bapak, diturutkan setelah menyembah Allah.

Barang kali itu sebabnya maka kita dianjurkan untuk senantiasa mendoakan orang tua, seperti diungkapkan dalam firman Allah:

رَّبِّ ٱغۡفِرۡ لِي وَلِوَٰلِدَيَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيۡتِيَ مُؤۡمِنٗا وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِۖ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا تَبَارَۢا

Artinya:" Ya Tuhanku! ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumah-Ku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu se/ain kebinasaan".(QS. Nuh: 28).

Para ulama menyimpulkan hahwa ada sepuluh hal yang menjadi hak Ihu Bapak, yaitu:

1) Bila 1a membutuhkan makanan, hendaklah kita berikan.

2) Bila 1a membutuhkan pakaian, hendaklah kita berikan.

3) Bila la membutuhkan kepada pengkhidmatan, hendaklah kita laksanakan.

4) Bila ia menyuruh, hendaklah kita taati, kecuali menyuruh berbuat jahat atau durhaka.

5) Bila ia memanggil, hendaklah kita sahut dan datang.

6) Melembutkan suara bila berbicara dengannya.

7) Memanggil dengan panggilan yang menyenangkan.

8) Meridhai untuk keduanya apa yang kita ridha buat diri kita.

9) Berjalan/lewat di belakang.

10) Memohon ampun untuk keduanya, bila kita mohon ampun buat diri kita sendiri.

Sepuluh hal tersebut merupakan hak orang tua, dan sebaliknya bila hak tersebut tidak terpenuhi atau dilaksanakan oleh si anak, maka si anak tersehut durhaka.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Kemudian barangkali timbul pertanyaan, bagaimana caranya kita berbakti bila orang tua kita telah meninggal?

Di antara cara berbuat baik bagi orang tuan yang telah tiada adalah dengan cara menyambung silaturahim dengan ternan, saudara atau orang-orang terdekatnya.

Menghubungi temannya orang tua kita termasuk silaturrahmi. Tentang silaturrahmi ini terdapat beberapa ayat atau hadits yang menyuruh kita menyambungkannya.

Misalnya surat al-Ra'du ayat 20-21 yang berbunyi:

ٱلَّذِينَ يُوفُونَ بِعَهۡدِ ٱللَّهِ وَلَا يَنقُضُونَ ٱلۡمِيثَٰقَ ٢٠ وَٱلَّذِينَ يَصِلُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيَخۡشَوۡنَ رَبَّهُمۡ وَيَخَافُونَ سُوٓءَ ٱلۡحِسَابِ ٢١

(Yaitu) orang-orang yang memenuhijanji Allah dan tidak merusak perjanjian, dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.

Yang dimaksud dengan "Yang diperintahkan Allah mereka menghubunginnya" dalam ayat ini adalah silaturrahmi atau persaudaraan.

Jadi, menghubungkan tali persaudaraan itu memang diperintahkan oleh Allah, sehingga memutuskannya termasuk pekerjaan yang dikutuk oleh Allah, seperti disebutkan dalam ayat 25 surat al-Ra'du, yang bunyi artinya:

"Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-oran itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (jahannam) ".

Demikian ditekankannya menghubungi silaturrahmi itu, terlihat dari hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari yang berbunyi:

"Barangsiapa suka diluaskan rizkinya, dan dipanjangkan sebutan baiknya, maka hendaklah ia menghubungi kerabatnya (rahimnya) ".

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Demikianlah khutbah singkat yang dapat khotib sampaikan, semoga ada manfaatnya bagi khotib khusunya dan bagi kita semua selaku kaum muslimin.

Dan semoga Allah memberikan kekuatan iman dan kesabaran dalam menjalankan rida kehidupan 1m sehingga kita benar-benar dapat menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Amien.

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم. أقول قولي هذا وأستغفر الله العظيم لي ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.

Demikian khutbah Jumat terbaru tentang akhlak terhadap orang tua.***

Editor: Anas Bukhori

Sumber: Kemenag

Tags

Terkini

Terpopuler