Keluarga Meninggal Di Bulan Ramadhan? Berikut Penjelasan Qadha Puasa Orang Meninggal

5 Mei 2022, 05:00 WIB
Keluarga Meninggal Di Bulan Ramadhan? Berikut Penjelasan Qadha Puasa Orang Meninggal /pexels com/

UTARA TIMES – Berikut ini penjelasan tentang qadha atau mengganti puasa bulan Ramadhan bagi orang yang meninggal di bulan Ramadhan.

Ini jawaban KH Sahal Mahfudz terkait orang meninggal apakah harus dibayar hutang shalat dan puasanya di bulan Ramadhan atau tidak.

Ibadah shalat merupakan tiang agama yang kewajibannya melekat pada seorang muslim. Begitupun dengan ibadah puasa bulan Ramadhan. Ini merupakan kewajiban bagi seluruh umat muslim.

Sebagaimana yang diketahui bahwa shalat dan puasa  termasuk rukun Islam. Apakah orang meninggal di bulan Ramadhan wajib dibayarkan hutang puasa dan shalatnya oleh keluarga? Ini jawaban KH Sahal Mahfudz.

Baca Juga: Apa Saja Keutamaan Melaksanakan Puasa Syawal? Berikut Informasi Selengkapnya

Sebagaimana dikutip Utara Times dari buku Dialog Problematika Umat, ini jawaban KH Sahal Mahfudz terkait hutang shalat dan puasa bagi orang yang meninggal di bulan Ramadhan.

Menurut KH Sahal Mahfudz orang yang semasa hidupnya meninggalkan secara total atau mengerjakan sesuka hati ibadah shalat dan puasa, Ketika meninggal dunia walinya atau anggota keluarga yang lain bisa qadha puasa atas nama si mayit.

Dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim diceritakan, suatu ketika Rasulullah Saw. pernah ditanya seorang perempuan perihal ibunya yang meninggal dunia dalam keadaan masih menanggung puasa nadzar, apakah dia boleh qadha atas namanya.

Baca Juga: Benarkah Puasa Syawal Harus Dilaksanakan Selama 6 Hari Berturut-turut? Simak Informasi Selengkapnya

Dari pertanyaan ini Rasulullah SAW menjawab, "Berpuasalah sebagai ganti ibumu (suumiy ‘an ummiki)".

Dalam hadis lain riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW juga bersabda, "Barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan masih menanggung puasa Ramadhan, maka walinya berpuasa atas namanya".

Kedua hadis ini jelas memperbolehkan orang yang masih hidup melakukan qadha puasa bagi orang yang telah meninggal dunia.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Puasa Syawal 2022 Surabaya Jam Berapa? Simak Pada Ulasan Berikut

Dalam hal ini, KH Sahal Mahfudz menjawab bahwa shalat diqiyaskan dengan puasa. Selain qadha, dapat pula dengan membayar fidyah, yakni satu mud (sekitar enam ons) beras yang diambil dari harta peninggalan si mayit itu lalu disedekahkan kepada fakir miskin. (l'anah Ath Tholihin, Juz II, h 244, Asy Syarwani, Juz III. h. 439).

Dengan diperbolehkan qadha dan membayar fidyah, KH Sahal Mahfudz mengingatkan agar tidak menjadikannya alasan untuk meninggalkan shalat dan puasa khususnya Ramadhan.

Tetapi hal itu harus dipahami sebagai bukti betapa tingginya kedudukan atau nilai shalat dan puasa Ramadhan dalam Islam.

Baca Juga: Niat Puasa Qadha Ramadhan di Bulan Syawal Lengkap Teks Arab dan Artinya

Di samping itu, menggantungkan nasib kepada orang lain, apalagi yang berhubungan dengan urusan agama yang berkaitan dengan kehidupan yang kekal di akhirat, sudah barang tentu tindakan yang sembrono dan berbahaya sekali.

Lagi pula, kalau si mayit meninggalkan shalat atau puasa Ramadhan tanpa uzur, meskipun pada akhirnya ada wali/keluarga yang melakukan qadha atas namanya, ia tetap harus mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada Allah Swt. Sebab, meninggalkan shalat tanpa uzur.

Di samping qadha puasa Ramadhan, KH Sahal Mahfudz juga menegaskan bahwa yang bersangkutan harus bertobat. Padahal dengan datangnya ajal, kesempatan tobat telah tertutup.

Demikian penjelasan KH Sahal Mahfudz tentang hukum membayar hutang shalat dan puasa Ramadhan bagi orang meninggal. ***

Editor: Nurmaya

Tags

Terkini

Terpopuler