Setelah Menonton Film The Impossible Dream, Siswi SD ini Sampaikan Pesan Keadilan Gender

30 Oktober 2020, 12:41 WIB
Sekelompok sisa dan siswi SD sedang Menonton Film Saat Libur /anasb/

 

UTARA TIMES- (30/10) Sekelompok Siswa SD didampingi aktivis sosial, Abdul Hamid sedang menyimak pesan dalam film pendek The Impossible Dream (1983).

Sebuah Karya yang disiarkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) itu menampilkan potret perempuan. Baik dalam rumah tangga maupun di dunia kerja (industri).

Dalam artikel ini Hamid menyampaikan beberapa hal yang didiskusikan langsung dengan anak anak agar supaya mengerti hidup bekerja sama dengan keluarga. 

Perempuan dalam film ini adalah seorang ibu rumah tangga. Ia bekerja sepanjang waktu, Mulai dari mengurus suami, anak, hingga merawat rumah. Keadaan ini masih jamak ditemui hingga sekarang, bukan?

Suami yang disebut tulang punggung keluarga hanya memiliki dua pekerjaan. Kerja di kantornya dan Nonton tv saat di rumah.

Baca Juga: Berikut ini 3 Ide Bisnis yang cocok dimusim Hujan

Meski di sampingnya ada mainan anak yang perlu dibereskan. Ia tetap khusyuk dengan tontonannya.

Sekilas seperti persoalan kecil. Tidak ada kekerasan suami pada istri. Juga tidak terdapat pertengkaran antara keduanya dalam film itu. Semua berjalan dengan biasa saja serasa tidak ada yang aneh.

Ini menjadi bukti mapannya gagasan "sumur, dapur, kasur" untuk perempuan. Di mata sebagian kami, gagasan itu keliru.

Baca Juga: Rencana Liburan? Google Travel Tambah Fitur Baru

Menurut Salsabila (anak kelas 5 SD), potret ibu dalam film itu sangat pelik. Ia bilang, "Betapa sulitnya menjadi ibu".

Teman kami yang lain, Risma (siswa 6 SD), bilang bahwa keluarga dalam film itu tidak menjalin kerja sama. Semua pekerjaan dilimpahkan pada istri dan anak perempuan.

Anak lelaki mencontoh ayahnya yang tidak peduli soal pekerjaan di rumah. Ngopi sambil nonton tv.

Baca Juga: Jika lulus Pengumuman CPNS 2019, Siapkan 9 Dokument ini

Hari ini, kami adalah anak bagi perempuan tertua yang ada di keluarga. Kelak, kami para laki-laki akan tumbuh menjadi bapak. Sementara yang perempuan menjadi ibu.

Sebagai anak, kami tetap punya tugas pribadi. Merapikan bekas makan sendiri, menaruh tas pada tempatnya saat pulang sekolah, dan lain-lain.

Akan tetapi kami juga punya tugas untuk membantu ibu dan bapak.

Kami melihat kerja sama itu sangat penting. Membagi pekerjaan rumah itu agar meringankan satu sama lain.

Baca Juga: Bandara kelas Internasional di Jabar (BIJB), Kini Hanya Jadi tempat Foto Prawedding

Semoga nanti film ini tak relevan bagi keluarga yang kami bangun.

Mimpi ibu yang mustahil itu, kelak menjadi nyata Tutur hamid menyampaikan Pembelajaran bagi anak anak. 

Editor: Anas Bukhori

Tags

Terkini

Terpopuler