11 Menit Berjalan Dapat Kurangi Resiko Buruk Kesehatan Anda

- 8 Desember 2020, 09:46 WIB
Ilustrasi berjalan kaki.
Ilustrasi berjalan kaki. /Pixabay/MabelAmber/

UTARA TIMES - (08/12) Studi baru dalam British Journal of Sports Medicine mengatakan, dengan berjalan setidaknya 11 menit sehari dapat mengurangi konsekuensi kesehatan yang tidak diinginkan akibat duduk selama berjam-jam.

Pada studi itu, seperti dilansir Utara Times dari Antara, Sabtu kemarin, para peneliti menemukan, duduk untuk waktu yang lama menjadi hal biasa pada sebagian besar orang terutama di tengah pembatasan sosial akibat COVID-19.

Rata-rata orang-orang lebih sedikit berolahraga namun lebih banyak duduk daripada setahun yang lalu, sebelum datang pandemi.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Virgo Selasa, 8 Desember 2020: ‘Kini Saatnya Berhenti, dan Perjuangkan yang Lainnya!

Akibatnya, mungkin ada konsekuensi kesehatan jangka panjang dari perilaku ini salah satunya kematian.

Sebenarnya, seberapa aktif seseorang perlu bergerak untuk mengurangi kerugian dari duduk masih belum jelas.

Ada yang berpendapat, jika dia duduk selama delapan jam, sebaiknya berjalan-jalan selama setengah jam di malam hari yang berarti mematuhi rekomendasi olahraga standar sekitar 30 menit olahraga hampir setiap hari.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Leo Hari Ini: ‘Kamu Berhak Menolak’

Meskipun sebenarnya rekomendasi ini belum cukup. Sebuah studi tahun 2016 yang melibatkan lebih dari satu juta orang menemukan, pria dan wanita perlu berolahraga secara moderat selama sekitar 60-75 menit sehari untuk mengurangi efek duduk terlalu lama.

Walau begitu, para peneliti mengungkapkan, berolahraga setidaknya selama sekitar 11 menit sehari di tengah aktivitas, secara signifikan bisa memperkecil kemungkinan seseorang menghadapi risiko kematian dini akibat kurang bergerak alias duduk terus menerus.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Gemini Hari Ini: ‘Pembuktian’

"Jalan cepat adalah olahraga sedang yang sangat baik dan, dalam waktu setengah jam - atau bahkan kurang - dapat membantu memperpanjang harapan hidup kita," kata profesor epidemiologi dan aktivitas fisik di Norwegian School of Sport Sciences, Oslo, Norwegia, Ulf Ekelund, yang juga memimpin studi itu.**

Editor: Nur Umar

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x