Sejarah dan Dalil Disyariatkannya Shalat Jumat yang Wajib Kamu Ketahui

- 17 Juni 2021, 19:45 WIB
Sejarah Dan Dalil Disyariatkannya Shalat Jumat Yang Wajib Kamu Ketahui
Sejarah Dan Dalil Disyariatkannya Shalat Jumat Yang Wajib Kamu Ketahui /Unsplash / Levi Meir Clancy/

UTARA TIMES - Hari Jumat adalah hari yang mulia. Di antara tujuh hari dalam sepekan, dialah yang teragung.

Nyaris semua ulama menyepakati hal ini, kalau tidak untuk dikatakan semuanya. Kata Syekh Abu Bakr Utsman bin Muhammad Syatha ad-Dimyathi (1300 H), pada hari Jumat Allah SWT membebaskan 600.000 hamba-Nya dari api neraka, juga Allah mencatat pahala sebagai syahid, lagi tak tersentuh api neraka bagi kaum muslimin yang mati di hari itu.

Keutamaan lainnya di hari Jumat dikutip Syekh Syatha ad-Dimyathi dalam Hasyiah I’anah at-Thalibin (juz 2, hal. 89) disampaikan Sayyid al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad (1044-1132 H), sang corong terbesar Islam Ahlussunnah wal Jama’ah kelahiran Tarim, Hadramaut, Yaman.

Baca Juga: Khutbah Jumat Terbaru 2021: Keutamaan Bulan Dzulqa’dah dan Peristiwa Penting di Dalamnya

Di antaranya, Allah SWT menciptakan sang abul basyar Nabi Adam ‘alaihissalam di hari Jumat, di hari ini juga Allah mengizinkan para penduduk surga kelak menemui-Nya. Saking mulianya, sampai-sampai sekalian malaikat menamainya ‘yaumul mazid’ (hari reward besar-besaran). Sebab, di waktu itulah Allah membuka sekian banyak pintu kasih-sayang, curahan karunia, dan bentangan kebaikan-Nya.

Menariknya, di hari Jumat yang teramat mulia ini, umat Islam diperintahkan untuk melakukan sembahyang secara berjamaah yang kemudian kita kenal dengan shalat Jumat.

Dikutip Utara Times melalui laman NU, Ustadz Ahmad Dirgahayu Hidayat, alumni sekaligus pengajar di Ma’had Aly Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur akan paparkan tentang sejarah dan dalil legalisasi shalat Jumat.

Baca Juga: Berikut Arti Sunah Rosul Dalam Berhubungan Intim Antara Suami Istri Dimalam Jumat

Sekilas Sejarah Disyariatkannya Shalat Jumat Adalah As’ad bin Zurarah, seorang sahabat asal Yatsrib (sekarang kota Madinah) pertama yang masuk Islam.

Dialah pula yang pertama kali mendirikan shalat Jumat di sana—lebih tepatnya di sebuah desa di pinggiran Madinah, desa ini karib dikenal dengan Nuqai’ al-Khadhimat—atas instruksi dari sahabat Mush’ab bin Umair, sahabat yang diutus Raslullah untuk memimpin, mengajarkan Al-Qur’an dan menyebarkan Islam di Madinah al-Munawwarah.

Halaman:

Editor: Nur Umar

Sumber: ISLAM NU


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah