UTARA TIMES – Tahun baru hijriyyah mengingatkan akan perjuangan Rasulullah SAW saat hijrahnya dari makkah ke madinah. Puisi Tahun Baru Islam 2021 ini mencoba memotretnya.
Perjuangan yang tidak mudah itu, mengajarkan kita untuk tetap tabah dalah menjalani kondisi pandemi saat ini, karena ini tidaklah seberapa.
Puisi Tahun Baru Islam 2021 ini dibuat seakan menggambarkan kesedihan datangnya Muharram ditengah kecamuk politik dan pandemi saat ini, seakan-akan muharram bersedih karena hadirnya kini diliputi oleh rasa sakit.
Baca Juga: Ceramah Ustadz Abdul Somad ‘UAS’: Baik Menurut Manusia Tak Berarti Baik Menurut Allah Ta’ala
“Muharram bolehkah aku memeluk pilumu?”
Seuntai bunga layu
Jatuh di hadapanku
Seolah merengek tolonglah aku
Aku ingin mekar seperti dulu
Lalu, sebuah kalender
Mulai mencoret hari yang berlalu
Pada akhir di ujung lembar
Seakan dia tergugu dalam pilu
Baca Juga: UAS Diancam Hingga Akan di Penjarakan Sebelum Pilkada Medan
Dia akan datang kembali
Menyapa penduduk yang seharusnya
Dia menyaksikan bahagia lewat tawanya
Tapi malah dia ikut terluka oleh suasana
Muharram bolehkan aku memeluk pilumu?
Puli yang sepertinya disebabkan olehku
Bolehkah aku seka air matamu?
Yang juga seperti disayat oleh karenaku
Demikianlah puisi muharram ini dibuat, yang bisa dibacakan pada perayaan tahun baru hijriyyah mendatang.***