3 Puisi Kemerdekaan Terkenal untuk Moment 17 Agustusan, Karya W.S Rendra Salah Satunya

- 15 Agustus 2021, 21:30 WIB
3 Puisi Kemerdekaan Terkenal untuk momen 17 Agustusan, Karya W.S Rendra Salah Satunya
3 Puisi Kemerdekaan Terkenal untuk momen 17 Agustusan, Karya W.S Rendra Salah Satunya /Galamedianews/


UTARA TIMES - Momen 17 Agustusan hambar rasanya bila tidak dimeriahkan dengan pembacaan puisi.

Untaian kata dari penyair terkenal sangat berguna untuk merayakan 17 Agustusan.

Utara Times merangkum 3 puisi kemerdekaan yang terkenal. Berikut ketiga syair tersebut.

Baca Juga: Rekomendasi Teks Puisi Kemerdekaan HUT RI ke-76, Karya Taufiq Ismail: Kita adalah Pemilik Sah Republik ini

1. Pahlawan Tak Dikenal

Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapan
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang

wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu
Dia masih sangat muda

Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda.

Baca Juga: Rayakan dan Peringati HUT RI Ke-76 pada 17 Agustus 2021 dengan Kata-Kata Bijak Berikut Ini

2. Kita Adalah Pemilik Sah Republik ini
Karya : Taufiq Ismail
Tidak ada pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran
“Duli Tuanku ?”

Baca Juga: Gratis! 15 Twibbon HUT RI Ke 76 2021, Tetap Kece pada 17 Agustus

Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka
Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus.

3. Lagu Seorang Gerilya

Karya: W.S Rendra

Engkau melayang jauh, kekasihku.
Engkau mandi cahaya matahari.
Aku di sini memandangmu,
menyandang senapan, berbendera pusaka.

Baca Juga: 8 Pantun 17 Agustus untuk Rayakan HUT RI ke-76, cocok untuk Dinikmati hingga Dijadikan Ajang Lomba

Di antara pohon-pohon pisang di kampung kita yang berdebu,
engkau berkudung selendang katun di kepalamu.
Engkau menjadi suatu keindahan,
sementara dari jauh
resimen tank penindas terdengar menderu.

Malam bermandi cahaya matahari,
kehijauan menyelimuti medan perang yang membara.
Di dalam hujan tembakan mortir, kekasihku,
engkau menjadi pelangi yang agung dan syahdu.

Peluruku habis
dan darah muncrat dari dadaku.
Maka di saat seperti itu
kamu menyanyikan lagu-lagu perjuangan
bersama kakek-kakekku yang telah gugur
di dalam berjuang membela rakyat jelata.

Demikian tiga puisi bertema kemerdekaan yang dirangkum Utara Times untuk memeriahkan hari kemerdekaan 17 Agustusan atau hari besar nasional lainnya.***

(Abdul Hamid/Utara Times)

Editor: Anas Bukhori

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah