UTARA TIMES - Ketika bermimpi kadangkala kita menceritakan mimpi tersebut kepada orang lain.
Terlebih untuk mimpi yang buruk, karena diyakini mimpi buruk tersebut tak akan terjadi jika segera menceritakan kepada orang lain.
Dalam Islam, menceritaan mimpi kepada orang lain memiliki etika dan aturan tersendiri karena mimpi dalam agama Islam diyakini sebagai sebuah petunjuk.
Lantas bolehkan kita menceritakan mimpi kepada orang lain? Berikut ini penjelasan dalam hadits dan juga panduan dalam menceritakan mimpi.
Ustadz Abu Sa’ad menyatakan bahwa seseorang yang bermimpi hendaknya memelihara etika yang perlu dipegang teguh, dan memahami batasan batasan yang selayaknya harus diketahui. Demikian pula dengan menafsirkan mimpi juga tidak boleh sembarangan.
Ketika seseorang bermimpi, etika yang harus dipatuhi antara lain:
- Tidak menceritakan mimpi kepada orang lain
Etika sebagaimana dinyatakan oleh Nabi Yakub kepada Nabi Yusuf dalam Qs. Yusuf ayat 5 sebegai berikut:
“Ayahnya berkata,” Hai anakku, janganlah kamu veritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka akan membuat makar dan membinasakanmu.”