Padahal, ia menyampaikan firman Tuhan yang murni.
Begitulah, kebenaran kadang menyakitkan. Karena menyakitkan, mereka ingin menyakiti Yeremia.
Yeremia semakin merasakan kepedihan, sebab ia berasal dari desa yang sama (lih. Yer 1:1).
Kita hanya bisa membayangkan betapa sakit hatinya mengetahui bahwa orang-orang sekampungnya hendak membunuhnya.
Mereka itu teman-teman karibnya, mungkin juga sanak saudaranya.
Namun, Yeremia tidak membalas kejahatan mereka. Ia menyerahkan mereka kepada Tuhan.
Tuhan melihat perkara itu dan menetapkan akan membinasakan seluruh penduduk Anatot. Tidak akan ada yang tersisa hidup.
Bersamaan dengan penyerbuan musuh atas Yerusalem, desa itu pun dihancurkan. Itulah tahun hukuman Tuhan.
Penolakan yang dialami Yeremia juga bisa dialami oleh orang percaya pada masa kini.
Namun, meskipun mengalami kesulitan dalam pelayanan, perlindungan Allah selalu menyertai kita.