Khutbah Jumat Terbaru tentang Anjuran untuk Menjadikan Masjid sebagai Benteng Akidah

- 12 Maret 2022, 16:50 WIB
Khutbah Jumat Terbaru tentang Anjuran untuk Menjadikan Masjid sebagai Benteng Akidah
Khutbah Jumat Terbaru tentang Anjuran untuk Menjadikan Masjid sebagai Benteng Akidah /Pok Rie/Pexels.com

UTARA TIMESKhutbah Jumat terbaru ini membahas tentang anjuran untuk menjadikan masjid sebagai benteng akidah.

Dalam teks khutbah Jumat terbaru ini disebutkan bahwa masjid adalah tempat paling tepat untuk memupuk keimanan serta menjadi benteng akidah bagi umat Islam di tengah kondisi kehidupan masyarakat saat ini yang kacau balau.

Munculnya aliran-aliran baru yang menyimpang dari Al-Qur’an dan Hadits serta berusaha mendoktrinkan akidahnya kepada masyarakat awam adalah alasan terbesar anjuran untuk menjadikan masjid sebagai benteng akidah.

Dengan menjadikan masjid sebagai benteng akidah diharapkan masyarakat awam mempunyai tempat untuk kembali di tengah rongrongan akidah.

Baca Juga: Khutbah Jumat Terbaru 2022 Singkat : Memahami Makna Islam

Berikut teks khutbah Jumat terbaru tentang anjuran untuk menjadikan masjid sebagai benteng akidah dalam versi lengkap:

Hadirin sidang Jumat yang berbahagia

Hari ini kita menyaksikan umat Islam yang semakin terpuruk dalam berbagai bidang.

Posisi umat Islam seakan tidak memiliki daya tawar yang tinggi di antara bangsa-bangsa dunia.

Kita bisa menyaksikan dunia yang terus menerus memojokkan umat Islam dengan beragam label ekstrim yang melewati batas.

Ekstrimis, teroris, anarkis, itulah label yang senantiasa diarahkan kepada umat Islam.

Tak heran jika kemudian umat Islam terjepit dalam himpitan negara-negara yang anti Islam.

Kondisi umat yang lemah ini berdampak pada rapuhnya sendi-sendi kehidupan umat Islam.

Di bidang akidah, munculnya aliran sempalan menjadi penanda bahwa umat ini masih rentan dalam mempertahankan akidahnya.

Umat kita masih sering menemukan kelabilan hati, di mana mereka dapat dengan mudah dipengaruhi oleh pihak-pihak luar.

Istilah aliran sesat sudah tidak asing lagi di telinga kita. Hampir di semua media diperbincangkan isu kemunculan aliran sesat.

Bagai sebuah makanan yang empuk, isu aliran sesat laris manis di pasaran.

Tidak hanya dalam forum media, forum-forum lainnya juga diselenggarakan untuk mendiskusikan tema aliran sesat ini.

Forum-forum diskusi di kampus, masjid, ataupun lembaga-lembaga kajian lainnya berpartisipasi aktifberdiskusi seputar tema ini.

Reaksi keras masyarakat juga diwujudkan dalam bentuk anarkisme yang menjurus pada tindakan brutal.

Tragedi penyerangan Ahmadiyah di Parung, Kuningan, Lombok dan beberapa daerah lainnya menjadi salah satu fakta anarkisme masyarakat dalam menyikapi kemuculan aliran sesat.

Belum lagi tragedi-tragedi kecil lainnya yang tidak terekam oleh media.

Menjadi keprihatinan kita semua ketika melihat kemunculan aliran sesat mengoyak ketenangan keberagamaan kita.

Bangsa yang dikenal dengan kerukunannya kini terusik oleh isu-isu aliran sesat.

Tidak hanya tatanan sosial masyarakat yang tergangu, bahkan pola kebangsaan kita pun mendapat imbasnya.

Muncul kecurigaan antar eleman bangsa, di mana jika dibiarkan akan berdampak pada runtuhnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

Perbincangan aliran sesat mulai bergeser pada konsep kesesatan yang dikehendaki.

Dalam masyarakat berkembang perdebatan pemikiran seputar kategori sesat dan tidak sesat.

Beberapa kelompok masyarakat telah memposisikan dalam dua wajah yang saling berseberangan.

Ada kelompok masyarakat yang berada dalam posisi menentang secara tegas dan mengkafirkan para penganut aliran sesat.

Bagi kelompok masyarakat ini, aliran sesat adalah sebuah penyimpangan akidah yang tidak bisa ditolelir.

Karena sifatnya telah menodai dan mendustai agama, maka hukumnya wajib diperangi. Bahkan ada yang lebih ekstrim lagi dengan menghalalkan darahnya.

Di tempat lain, berdiri kelompok yang menetang klaim sesat yang dialamatkan kepada Ahmadiyah dan sejenisnya.

Bagi kelompok ini, kesesatan tidak bisa dialamatkan kepada satu kelompok masyarakat yang meyakini suatu keyakinan tertentu. Keyakinan adalah sebuah kebebasan yang semua manusia memilikinya.

Dengan demikian, memberikan gelar sesat terhadap mereka adalah sebuah pelanggaran hak asasi manusia.

Kedua kelompok pemikiran yang berseberangan ini sama-sama mengklaim ayat-ayat al-Quran dan Hadis sebagai landasan berfikirnya. Maka terjadilah perang ayat dan hadis.

Lebih jauh lagi, yang terjadi kemudian adalah munculnya klaim-klaim kafir dan murtad yang ditujukkan kepada kelompok-kelompok yang lain.

Lebih mengerikan lagi, suatu kelompok tega menghalalkan darah seseorang hanya karena memiliki pemikiran yang bertentangan dengan pemikiran kelompoknya.

Bahkan aksi anarkis tak lupa menjadi pilihan sebagai upaya melemahkan kelompok yang lainnya.

Sebagai contoh adalah kasus Ahmadiyah. Mereka diusir, dihancurkan dan dirampas hak-haknya.

Atas nama Tuhan kekerasan dijadikan pilihan guna memaksakan keyakinan kepada orang lain.

Akhirnya fungsi agama telah bergeser dari sebuah matter of contemplation, media aktualisasi diri menuju dzat yang transenden, menjadi sumber malapetaka, di mana kekerasan menjadi jalan hidup dengan mengatasnamakan Tuhan.

Ajaran cinta kasih agama tersisihkan oleh nuansa kekerasan. Padahal al-Quran lebih banyak memuat ajaran tentang Jamal Tuhan daripada ajaran tentang jalal Tuhan.

Artinya ajaran tentang cinta kasih Tuhan (Jamal) mendominasi isi al-Quran dari pada gambaran tentang kebesaran dan keagungan Tuhan (jalal).

Hadirin yang dimuliakan Allah

Dalam al-Qur'an, Allah telah mengingatkan kita untuk senantiasa berada dalam satu barisan, bersatu dalam satu lingkaran Islam yang damai sejahtera. Allah berfirman:

وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعٗا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءٗ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦٓ إِخۡوَٰنٗا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٖ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ

Artinya:" Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. "(QS. Ali Imran: 103).

Ayat ini secara tegas mengingatkan umat Islam untuk senantiasa berada dalam bingkai ajaran agama Islam, berada dalam bendera persatuan Islam.

Umat Islam dilarang bercerai-berai dengan tidak menjadikan al-Qur'an sebagai pegangan hidup.

Jika pun terdapat perselisihan, maka umat Islam harus mengembalikannya kepada al-Qur'an dan hadis. Allah berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ وَأُوْلِي ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡۖ فَإِن تَنَٰزَعۡتُمۡ فِي شَيۡءٖ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ ذَٰلِكَ خَيۡرٞ وَأَحۡسَنُ تَأۡوِيلًا

Artinya:" Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (AI Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. "(QS. Al-Nisa:59).

Mengingat riskannya potensi perpecahan akibat dari perselisihan pendapat, maka al-Qur'an secara tegas mengingatkan kita semua untuk tidak terus larut dalam perselisihan, karena perselisihan itu akan menjadikan umat Islam kehilangan kekuatannya. Allah berfirman:

وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَا تَنَٰزَعُواْ فَتَفۡشَلُواْ وَتَذۡهَبَ رِيحُكُمۡۖ وَٱصۡبِرُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Artinya:" Dan taatlah kepada Allah dan rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. "(QS. Al-Anfal:46).

Hadirin yang berbahagia

Untuk mewujudkan persatuan umat sebagaimana diamanatkan oleh al-Qur'an dan sebagai upaya menghindarkan umat dari kerawanan akidah, maka seyogyanyalah kita segera memaksimalkan masjid sebagai tempat menempa akidah umat agar kuat dari berbagai penyelewengan.

Masjid yang berfungsi sebagai tempat beribadah harus segera dimaksimalkan dalam pembinaan ini.

Ada beberapa kegiatan yang dapat diselenggarakan oleh masjid dalam rangka menempa akidah umat ini.

Pertama, jadikan masjid sebagai tempat bagi umat untuk menemukan jawaban atas permasalahan keagamaan.

Jangan sampai masjid tidak bisa menjadi sumber jawaban tatkala umat membutuhkan jawaban atas permasalahannya.

Jika hal ini terjadi, maka bukan tidak mungkin umat akan mencari tempat lain untuk menemukan jawaban gundah hatinya.

Dan di sinilah pintu bagi perusakan akidah terbuka dengan Iebar. Pihak-pihak yang bemiat buruk terhadap Islam akan memanfaatkan kondisi ini dengan merasuki akidah umat sekaligus mengotorinya.

Kedua, jadikan masjid sebagai media silaturrahim antar umat Islam.

Jika dalam sehari semalam umat Islam berkumpul 5 kali, maka lima kali pula umat Islam bisa bersilatuhim dengan sesama saudara seiman.

Dengan semakin tingginya intensitas perjumpaan antar umat Islam, maka akan terbangun soliditas dan solidaritas umat.

Umat ini akan semakin kuat persaudaraannya. Dan dengan kuatnya tali persaudaraan ini, maka akidah umat pun takkan mudah dimasuki oleh pengaruh-pengaruh negatif yang bemiat merusak Islam.

Ketiga, jadikan masjid sebagai tempat monitoring keberadaan umat Islam, baik di bidang agama maupun sosial kemasyarakatan.

Masjid bisa dijadikan sebagai tempat memonitor keberadaan keagamaan umat. Apakah akidah umat masih kuat ataukah tengah terjadi kemerosotan.

Begitu pula dengan kondisi sosial kemasyarakatan, apakah umat kita sejahtera ataukah tengah kelaparan.

Hadirin sidangjum 'at yang dimuliakan Allah.

Akhimya, marilah kita makmurkan masjid. Kita bangun kekuatan umat di berbagai bidang dengan memulainya dari masjid.

Awali langkah kaki kita menuju masjid dengan tujuan mempererat persatuan dan kesatuan umat.

Jangan sampai kita hanya ramai dan rajin membangun masjid, sementara mengisinya ogah-ogahan.

Isilah masjid dengan barisan umat yang rapat dan rapih, karena itu adalah pertanda kesatuan umat Islam.

Semoga kita semua semakin kuat dalam menggenggam Islam sebagai jalan hidup yang akan mengantarkan kita menuju surga-Nya. Amin ya robbal 'alamfn.

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من

الآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم.

Demikian khutbah Jumat terbaru tentang anjuran untuk menjadikan masjid sebagai benteng akidah.***

Editor: Anas Bukhori

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x