3 Jenis Metode Penentuan awal 1 Ramadhan dan 1 Syawal, Berikut Ini Penjelasannya

- 29 Maret 2022, 15:55 WIB
 Ilustrasi Rukyatul Hilal 3 Jenis Metode Penentuan awal 1 Ramadhan dan 1 Syawal, Berikut Ini Penjelasannya
Ilustrasi Rukyatul Hilal 3 Jenis Metode Penentuan awal 1 Ramadhan dan 1 Syawal, Berikut Ini Penjelasannya / Pexels @thirdman/

UTARA TIMESMenjelang penentuan awal bulan Ramadhan 2022, berikut ini penjelasan tentang 3 metode penentuan awal 1 Ramadhan dan 1 Syawal yang harus diketahui.

Mengetahui metode penentuan awal bulan Ramadhan dan Syawal ini bertujuan agar tidak bingung saat mendapati perbedaan awal puasa antar kelompok umat muslim.

Ini menjadi hal yang biasa saat menjelang bulan Ramadhan dan momen keislaman lainnya, terjadi perbedaan pendapat. Karena Dalam syariat Islam ada perbedaan cara dan metode dalam menentukan penanggalan qomariyah tahun Hijriyah.

Baca Juga: Alhamdulillah Segera Cair, Bocoran Pencairan KJP Tahap 2 Bulan April 2022 dan Besaran Bantuannya

Dalam artikel ini akan dibahas 3 jenis metode penentuan awal bulan Ramadhan, Syawal, dan bulan qomariyah lainnya.

Sebagaimana dikutip UTARA TIMES dari buku Dialog Problematika Umat, berikut ini penjelasan KH Sahal Mahfudz terkait jenis metode penentuan awal bulan.

Dalam syariat Islam ada tiga kemungkinan metode dalam menetapkan awal suatu bulan qamariyah. Yaitu dengan cara hisab, ru’yah, dan istikmal

Baca Juga: Siapa Pacar Kim Sejeong Pemeran Utama dalam Drakor A Business Proposal?

KH Sahal Mahfudz menjelaskan bahwa metode hisab adalah menghitung berdasarkan teori dan rumus-rumus tertentu yang sudah dibakukan sedemikian rupa. Sehingga diyakini bahwa awal bulan atas dasar perhitungan teoritik itu sama dengan kenyataan alam.

Adapun metode ru’yah bermakna melihat hilal bulan tanggal pertama. Penetapan awal bulan didasarkan pada metode ini berdasarkan ada atau tidaknya hilal yang bisa dilihat mata (baik langsung maupun dengan alat bantu).

Baca Juga: Drama Pachinko Episode 4 Kapan Tayang? Begini Info Jam Tayang dan Bocoran Ceritanya

Sedangkan metode istikmal adalah mengenapkan jumlah hari suatu bulan sampai tiga puluh hari sebelum memulai bulan baru.

KH Sahal Mahfudz menjelaskan bahwa perbedaan tentang awal Ramadhan dan Syawal berpangkal pada ketidaksamaan hasil yang diperoleh melalui metode-metode tersebut, khususnya ru'yah dan hisab.

Lalu bagaimana kedudukan metode-metode tersebut dalam penetapan hari yang sangat penting ini?

Baca Juga: A Business Proposal Sampai Berapa Episode? Begini Menurut Keterangan Resminya

KH Sahal Mahfudh menjelaskan bahwa jumhur ulama salaf berpendapat bahwa penetapan (itsbat) awal Ramadhan dan syawal hanya boleh dengan cara ru’yah.

Ini dijelaskan dalam hadist muttafaq alaihi (diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim) yang berbunyi:

Baca Juga: Dampak Hujan Deras dan Angin Kencang di Jogja, Listrik Masih Padam di Beberapa Titik, PLN Ungkap Kendala Perba

حدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ زِيَادٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ قَالَ قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ

ArtinyaBerpuasalah kalian pada saat kalian telah melihatnya (bulan), dan berbukalah kalian juga di saat telah melihatnya (hilal bulan Syawal) Dan apabila tertutup mendung bagi kalian maka genapkanlah bulan Sya'ban menjadi 30 hari(HR. Bukhari: 1776 dan Imam Muslim 5/354)

Namun KH Sahal Mahfudz menjelaskan jika ru’yah tidak bisa dilaksanakan karena terhalang mendung misalnya. Maka digunakanlah istikmal.

Baca Juga: A Business Proposal Sampai Berapa Episode? Begini Menurut Keterangan Resminya

Demikian penjelasan KH Sahal Mahfudz tentang jenis metode penentuan awal bulan qomariyah dalam penanggalan kalender hijriah. ***

Editor: Nur Umar

Sumber: Buku Dialog Problematika Umat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah