Saudara-saudaraku, penekanan ini penting. Sebab kita sering menyaksikan betapa luar biasa aksi kekerasan yang terjadi dalam hidup kita.
Begitu mudah orang melakukan kekerasan demi apapun. Boleh dikata kita tengah berada dalam budaya kematian, culture of death.
Dalam budaya kematian, hidup manusia tidak dihargai. Kekerasan bahkan disambut sebagai solusi dengan gempita.
Bukankah hal itu yang kita lihat saat Yesus disalibkan? Ketika orang banyak berseru salibkan dia, salibkan dia.
Gemuruh sorak seolah menyambut kematian seorang manusia sebagai sebuah kemenangan bersama.
Budaya kematian menghasilkan kehidupan yang tidak manusiawi, yang dengan sengaja menggunakan penderitaan untuk menciptakan trauma.
Demikianlah adegan kengerian salib berhasil menciptakan trauma, menimbulkan ketakutan yang mencekram sebagaimana yang dialami oleh para murid.
Saudara-saudara sekalian harus diakui budaya kematian terus merambahi kehidupan kita hingga saat ini.
Baca Juga: Renungan Harian Kristen Hari Ini, 2 Mei 2022: Mengampuni Itu Mulia, Praktikkan!