Sesungguhnya setiap manusia pasti memiliki sisi yang baik. Imam al-Ghazali memberikan tips bagaimana kita menggunakan kacamata tawadhu dalam melihat siapa saja, anak kecil, orang tua, orang bodoh, atau kafir sekalipun.
Oleh karena itu, dengan kita bertawadhu, sesungguhnya kita tengah menjalankan salah satu akhlaknya para Nabi dan Rasul.
Semoga kita semua dapat senantiasa menjalankan sikap tawadhu’ dan rendah diri ini. Walaupun hal ini mungkin akan sulit diterapkan karena berbagai kendala, mulai merasa diri pintar karena berprestasi, merasa lebih dekat dengan Allah karena selalu berjamaah masjid, misalnya, dan sebagainya, tawadhu haruslah kita latih.
Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Singkat Tentang Keutamaan Bulan Dzulqádah
Sedikit demi sedikit, insyaallah, kita akan terbiasa bersikap demikian. Menjadi insan kamil adalah menumbuhkan rasa tawadhu’ serta rendah hati dalam jiwa serta sanubari kita.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
Demikian materi khutbah Jumat Bulan Dzulqa’dah terbaru, menuju insan kamil yang rendah hati.***