Kesempurnaan diri menjadi alasan orang Farisi untuk memuji Tuhan. Sangat bertolak belakang dengan doa pemungut cukai.
Baca Juga: Bukan Karena Kurang Iman, Ternyata Inilah Salah Satu Penyebab Seseorang Ingin Bunuh Diri
la berdiri jauh-jauh, tidak berani menengadah ke langit, memukul dirinya. la merasa berdosa dan memohon belas kasih Allah, "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini."
Orang Farisi berdoa dengan menganggap dirinya benar dan tidak sama seperti orang Iain. la berpuasa dua kali seminggu, memberikan sepersepuluh dari segala penghasilannya kepada orang miskin.
Bukankah ini sikap yang sombong? Sebaliknya, pemungut cukai merendahkan diri di hadapan Tuhan sebagai pendosa.
Baca Juga: Hati-Hati! Riwayat Keluarga Bunuh Diri Sebabkan Seseorang Berpotensi Mengakhiri Hidup
Sambil mengakui dosanya ia memukul-mukul dirinya tanda penyesalan yang mendalam. Dari hidup doa orang Farisi dan pemungut cukai dapat kita simpulkan bahwa berdoa yang benar berarti tidak memegahkan diri, tidak menyombongkan diri, tetapi berdoa dengan kerendahan hati dan kejujuran.
Zaman ini semakin sulit untuk mengakui kesalahan, mohon ampun atas dosa, dan kelemahan diri kepada Tuhan.
Kita perlu meneladan pemungut cukai yang datang dengan kerendahan hati ke hadapan Tuhan.
la menyadari diri tidak layak untuk diampuni, oleh karenanya ia hanya memohon belas kasihan Tuhan.