UTARA TIMES – Stunting memiliki dampak buruk bagi keberlangsungan pertumbuhan anak. Gejala stunting sudah dapat di identifikasi sejak usia dini.
Stunting sendiri merupakan suatu kondisi dimana pertumbuhan tinggi badan dan kenaikkan berat badan tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan normal.
Umumnya anak yang stunting bertubuh pendek, namun tidak semua anak pendek itu stunting. Ada pendek yang merupakan genetik dari orang tuanya.
Anak yang stunting akan berpengaruh pada perkembangan kognitifnya. Jika tidak di identifikasi sejak dini maka stunting akan berdampak buruk pada masa depan anak. Maka dari itu, stunting tidak boleh diremehkan.
Anak yang stunting akan terlihat gejalanya saat usia nya menginjak 2 tahun. Adanya kegagalan perkembangan kognitif dan akan terlihat saat anak menginjak usia 2 tahun.
Sebagaimana tertera pada buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) setiap usia anak memiliki standar pencapaian yang berbeda-beda. Misalnya pada usia 2 tahun, seharusnya anak bisa melafalkan kalimat sederhana yang terdiri dari 2 sampai 3 kata.
Anak yang mengalami stunting cenderung lambat memahami perintah, komunikasi terhambat dan fokus yang sangat kurang. Mereka juga tidak memenuhi standar perkembangan sesuai usia yang ditetapkan dinas Kesehatan sebagaimana tertera pada buku KIA.
Hal ini diakibatkan gagalnya tubuh sang anak menerima nutrisi yang baik dari mulai berada dalam kandungan.
Editor: Rosma Nur Riana