Contoh Teks Khutbah Jumat Sambut Bulan Muharram: Memaknai Puasa di Bulan Muharram

- 13 Juli 2023, 20:43 WIB
Contoh Teks Khutbah Jumat Sambut Bulan Muharram: Memaknai Tahun Baru
Contoh Teks Khutbah Jumat Sambut Bulan Muharram: Memaknai Tahun Baru //Michael Burrows/ Pexels

Berpuasa di hari Asyura, sesungguhnya saya mengira bahwa Allah akan menghapus kesalahan di tahun yang telah lalu (HR Ibnu Majah). 

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Baca Juga: 15 Ucapan Tahun Baru Islam 2023 Menyentuh Hati, Penuh Doa dan Harapan

Yang perlu kita ketahui, puasa yang bagaimana yang akan mendapatkan keutamaan dan pahala dari Allah ﷻ? 

Puasa sunnah Asyura merupakan puasa sunnah yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad ﷺ. Namun kita juga perlu tahu bahwa esensi puasa tidak hanya menahan diri dari makan, minum, dan sebagainya. Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dalam Sunan Ibnu Majah juz 1 halaman 539:

رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ

“Banyak orang berpuasa, puasanya hanya mendapatkan lapar” (HR Ibnu Majah).

Baca Juga: 15 Ucapan Tahun Baru Islam 2023 Menyentuh Hati, Penuh Doa dan Harapan

Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin juz 1 halaman 236 menjelaskan, banyak orang berpuasa, tapi ia tidak puasa. Maksudnya adalah orang yang puasa, menahan diri dari lapar dan dahaga, namun tidak dapat mengendalikan anggota badannya. Ia tidak dapat mengendalikan mulutnya dari menggunjing orang lain, mencela orang lain, dan tidak dapat mengendalikan diri dari maksiat. Inilah yang disebut orang puasa, namun tidak puasa. 

Selanjutnya, Imam al-Ghazali sebagaimana dikutip Syekh Zainuddin al-Manawi dalam kitab Faidlul Qadir juz 3 halaman 459 menjelaskan bahwa hakikat puasalah yang diterima dan diberikan pahala secara sempurna, bukan orang yang hanya menahan makan, minum, dan hal yang membatalkan puasa. Kesempurnaan puasa diperoleh oleh orang yang dapat menahan diri dari hal yang dibenci Allah ﷻ. Yaitu seseorang yang dapat menahan lisan dari ujaran tercela, menahan mata dari pandangan hina, menghindarkan telinga dari pendengaran yang terlarang, dan menahan segenap anggota tubuh dari kemaksiatan. Dengan mengetahui hakikat puasa, semaksimal mungkin kita melatih diri dengan optimal, karena puasa secara hakiki merupakan dasar ibadah dan kunci untuk menjernihkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. 

Halaman:

Editor: Nur Umar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah