Kisah Freddie Figgers, si “Anak Tempat Sampah” yang Kini Jadi CEO dan Miliarder Filantropis

- 3 November 2020, 12:05 WIB
Pendiri Figgers Communication, Freddie Figgers.
Pendiri Figgers Communication, Freddie Figgers. /

UTARA TIMES - (3/11) Barangkali benar para orang bijak yang mengatakan bahwa kita tidak bisa meminta dilahirkan dalam keluarga atau kondisi seperti apa, namun kita tetap bisa mengubah nasib saat sudah bertumbuh walau kadang harus penuh dengan perjuangan yang berdarah-darah. Makanya tak semua orang bisa lahir dari keluarga konglomerat, bahkan sering terdengar juga banyak bayi yang begitu dilahirkan malah dibuang oleh orang tuanya dengan berbagai alasan. Salah satu yang bernasib buruk adalah Freddie Figgers yang juga jadi korban pembuangan orang tuanya saat lahir ke dunia.

Baca Juga: Mimpi Jadi Kenyataan, Isyana Sarasvati Memiliki Label Rekaman Sendiri

Baca Juga: Kisah Oprah Winfrey, Tetap Berterimakasih Pada Pengalaman Pahit

Ia ditemukan di sebuah tempat pembuangan pedesaan di Florida dan harus melewati masa sulit saat masih kecil. Akan tetapi, siapa sangka kini ia justru berhasil menjadi seorang miliarder ternama.

Dilansir dari Boredpanda, Freddie lahir di Quincy, Florida dan dibuang di sebuah tempat pembuangan beberapa jam setelah dilahirkan. Ia ditemukan oleh orang yang lewat yang kemudian melapor ke polisi. Ia kemudian dirawat di rumah sakit selama dua hari hingga ada pasangan yang mengadopsinya yaitu Nathan dan Betty Figgers yang tinggal di dekat sana.

Saat mulai memasuki SD, Freddie harus mengalami masa sulit karena sering dirundung teman-temannya yang memanggil dirinya “Anak Tempat Sampah” karena mereka tahu cerita kelahirannya. Karena tinggal di daerah pedesaan maka setelahnya semua orang mendengar cerita ini. Akhirnya orang tuanya memberi tahu cerita sebenarnya yang saat kecil membuatnya merasa malu.

Ayahnya saat itu bekerja di bidang pemeliharaan di Florida State University. Ia membelikan sebuah komputer Macintosh 1989 yang rusak dari pasar loak seharga $25 dan menaruhnya di meja dapur sehingga anaknya bisa bermain dengan komputer ini dan melupakan masalahnya. Ternyata ayahnya benar, Freddie bisa membongkar serta memasang kembali komputer tersebut sampai hidup. Benda ini sekaligus menjadi pemantik Freddie untuk tertarik ke dunia teknologi.

Dilansir dari Washington Post, pada usia 13, ia semakin mahir memperbaiki komputer dan banyak orang di Quincy yang meminta bantuannya untuk memperbaiki komputer mereka. Di usianya yang memasuki 15 tahun dia memulai perusahaan pertamanya, Figgers Computers, memperbaiki komputer di ruang tamu dan membantu klien untuk memulihkan data melalui server yang ia buat. Ia adalah orang yang penuh inisiatif dan mampu bekerja dengan cepat.

Ia memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliahnya, namun hal ini tidak ia rekomendasikan ke orang lain hanya karena ternyata berhasil pada dirinya. Di usianya yang masih 17 tahun, sudah ada 150 orang yang menjadi kliennya yang butuh website serta storage untuk menyimpan file. Di usia 23, ternyata ia makin sukses lagi dengan penemuan GPS yang dijual dengan nilai jutaan dolar.

Halaman:

Editor: Rosma Nur Riana

Sumber: Washington Post boredpanda.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah