Di hadapan Aparat, Biarawati Myanmar Menantang: Anda Boleh Membunuh saya

12 Maret 2021, 05:35 WIB
Biarawati di Myanmar memohon kepada polisi /Dok. Myitkyiana News Journal

UTARA TIMES - Aksi protes atas kudeta militer masih terus berlanjut di Myanmar.

Sampai hari ini, 60 orang telah dinyatakan tewas dalam aksi protes tersebut. Para demonstran terus menyerukan agar cepat diakhirinya pemerintahan militer.

Mereka pun menuntut keras agar para pemimpin pemerintah terpilih negara— termasuk Aung San Suu Kyi —segera dibebaskan. PBB juga telah menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya kekerasan dalam bentrokan antara petugas polisi dan warga sipil di negara itu.

Baca Juga: One Piece 1007 Rilis: Dari Chopper Sukses Ciptakan Vaksin Sampai Kemunculan Oden

Gaungnya rasa prihatin pun terus meluas. Dunia internasional turut prihatin dengan kondisi Myanmar. Tak terkecuali seorang biarawati bernama Ann Rose Nu Tawng.

Ia menyaksikan anak-anak muda Myanmar mati mengenaskan karena ditembak para aparat, Suster Anna Rose Nu Tawng ikut turun ke jalanan di tengah demonstrasi.

Dilansir dari Pikiranrakyat.com, Biarawati Katolik itu menghadapi sekelompok perwira keamanan bersenjata lengkap. Ia memohon agar mereka tidak menyakiti apalagi menembaki para demonstran.

Baca Juga: Bantuan Kuota Gratis Kemendikbud 2021 Telah Dibagikan, Rp2.6 Triliun Untuk 4 Kategori

Suster Ann Rose Nu Tawng mengatakan kepada mereka agar tidak memperlakukan pengunjuk rasa dengan kasar dan menganggnya seperti keluarga.

Potret Suster Ann Rose pun viral. Sejumlah media massa arus utama di berbagai negara memampangnya dalam berita utama. Dalam foto yang beredar itu, Suster Ann Rose Nu Tawng berada satu langkah di hadapan para aparat.

Dengan pakaian biarawatinya yang di dominasi putih dan tasbih yang masih digenggaman tangannya Suster Ann Rose berdiri tenang.

Baca Juga: Simak Daftar Nominasi Grammy Awards 2021 Kategori Musik Alternatif, Latin dan Reggae Berikut!

Ia sengaja keluar dari gereja karena banyak aparat yang mengelilingi gerejanya demi mengejar para demonstran yang berlari ke sana.

Suster Ann Rose memohon agar para aparat meninggalkan komplek gereja. Dirinya berlutut dan mengatupkan kedua tangan di hadapan aparat. Ia berkata bahwa dirinya tidak akan berdiri sebelum aparat pergi.

Tak berselang lama, beberapa perwira pun ikut berlutut di hadapan Suster Ann. Mereka pun mengatupkan pula kedua tangannya.

Baca Juga: LENGKAP! Daftar Nominasi Grammy Awards 2021 Kategori Musik Klasik

Dengan nada bimbang, para perwira itu pun berkata kepada Suster Ann bahwa mereka juga harus tugas untuk menghalau masa demonstrasi.

Tapi Suster Ann Rose tidak lantas melunak. Dirinya masih terus berlutut. Dan dengan penuh keyakinan ia berkata kepada para petugas, bahwa mereka dipersilahkan untuk membunuhnya.

“Saya tidak akan berdiri sampai mereka memberikan janji bahwa mereka tidak akan menindak pengunjuk rasa secara brutal.”

Baca Juga: Ada Justin Bieber! Berikut Daftar Lengkap Nominasi Grammy Awards 2021 Kategori Musik Country

Namun, rentetan senjata terus terjadi.

“Lantai klinik kami menjadi lautan darah,” kata Suster Ann Rose.

“Kita perlu menghargai hidup. Itu membuat saya merasa sangat sedih,” sambung Suster Ann Rose.

Sejauh ini Myanmar masih tegang. Hingga saat ini, angka korban meninggal masih terus bertambah.

Baca Juga: SIMAK! Daftar Lengkap Nominasi Grammy Awards 2021 Kategori Musik Jazz!

Baru-baru ini, tepatnya hingga Senin kemarin di Myitkyna (negara bagian Kachin, Myanamr) setidaknya dua orang ditembak mati saat aksi.***

Editor: Nur Umar

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler