Kian Menguat, Dolar AS Bikin Keok Harga Minyak Dunia di Perdagangan Asia

11 Februari 2022, 11:15 WIB
Kian Menguat, Dolar AS Bikin Keok Harga Minyak Dunia di Perdagangan Asia /Vladimir Solomianyi/

UTARA TIMES- Pada Jumat pagi, 11 Februari 2022 dilaporkan bahwa harga minyak dunia keok di perdagangan Asia.

Soal harga minyak dunia keok tersebut diperkirakan karena terjadinya inflasi di Amerika Serikat (AS).

Bahkan harga minyak dunia yang keok yang diakibatkan inflasi di Amerika Serikat (AS) akhirnya menimbulkan kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga yang agresif.

Dampak harga minyak dunia yang keok ini cenderung dapat memicu peningkatan pasokan minyak mental global.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Semakin Naik, Orang Tua Wajib Kenali Ciri-Ciri Gejala Omicron Pada Anak!

Seperti dikutip Utara Times dari Antaranews Jumat 11 Februari 2022 bahwa minyak mentah berjangka Brent tergelincir 40 sen atau 0,4 persen menjadi diperdagangkan di 91,01 dolar Amerika Serikat (AS) per barel pada pukul 01.40 GMT.

Selain itu minyak mentah berjangka West Texas Intermediate Amerika Serikat turun 25 sen atau 0,3 persen menjadi diperdagangkan di 89,63 dolar Amerika Serikat (AS) per barel.

Apalagi harga minyak acuan juga sejalan untuk penurunan mingguan pertama mereka setelah tujuh kenaikan mingguan berturut-turut.

Meskipun demikan kedua kontrak sebelumnya naik ke level tertinggi tujuh tahun.

Baca Juga: Liga Spanyol: Prediksi Sevilla vs Elche, Head to Head, Tanding 12 Februari 2022 Dini Hari

“Reli harga minyak mentah akhirnya kehabisan tenaga karena optimisme meningkat bahwa pembicaraan kesepakatan nuklir Iran menuju ke arah yang benar dan ketika dolar menguat,” tutur Analis Pasar Senior di broker OANDA Edward Moya.

Menurut Edward Moya hal ini terjadi karena pasar uang mulai mempertimbangkan kenaikan suku bunga Fed yang sangat besar

“Pasar minyak masih sangat ketat, tetapi kelelahan dalam reli harga minyak mentah telah terjadi. Jika dolar terus menguat, harga minyak bisa terus turun lebih jauh,”kata Edward Moya.***

 

Editor: Anas Bukhori

Tags

Terkini

Terpopuler