Network
UTARA TIMES - Nigeria dilanda masalah besar yakni kelaparan massal akibat pemberontakan terorisme yang telah memaksa para petani meninggalkan lahan mereka.
Semenjak pemberontakan kelompok terorisme di Nigeria, sekitar 2,3 juta anak dan remaja terdampak kelaparan di wilayahnya.
Kini masyarakat Nigeria diambang kekurangan pangan yang kritis, para aktivis kemanusiaan dunia telah memperingatkan.
Baca Juga: Jelang Corona Open Mexico, Pelatih Paparkan Alasan Wildcard Rio Waida
Terorisme meningkat di timur laut Nigeria dalam beberapa bulan terakhir.
Mereka datang dengan puluhan tentara yang menewaskan warga sipil serta petani menjadi sasaran serangan utamanya.
Konflik yang lebih dari satu dekade ini telah menewaskan ratusan ribu dan membuat jutaan orang mengungsi.
Bukan hanya itu, sekarang menyebabkan dampak yang lebih sinifikan, dimana Nigeria mengalami inflasi pangan diseluruh penjuru kota.
Asosiasi Save the Children memprediksi jika 700.000 balita termasuk 2,3 juta anak terdampak buruk , mereka meminta pemerintah melindungi petani dan mendedikasikan lebih utama untuk sumber daya di wilayah tersebut.
Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta Malam Ini 6 Agustus 2021, TERTEMBAK! Ricky Rela Mati demi Elsa
"Kami sangat khawatir bahwa ini akan menyebabkan krisis pangan yang lebih besar di timur laut negara itu," Shannon Ward, penjabat direktur Save the Children
Sementara itu Badan Kordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan perubaham iklim, ketidakamanan dan covid-19 menempatkan kawasan Nigeria diambang kerawanan pangan 'Bencana'.
"Orang tua mengeluarkan anak-anak mereka dari sekolah untuk mengemis agar dapat bertahan hidup," kata Kallon
Sebagaimana yang disampaikan Edward Kallon, Nigeria diprediksi sekitar 4,4 Juta orang beresiko mengalami kekurangan pangan alias kelaparan.
"Ancaman kerawanan pangan bencana yang terus meningkat berada pada kondisi terburuk dalam lima tahun" Kata dia dalam keterangan yang dikutip Utara Times dari Reuters.
Ia melanjutkan jika tanpa bantuan kemanusiaan wilayah nigeria seperti borno, adamawa dan yobe sekitar jutaan orang akan berjuang hidup mati mencari makan.***
